Latar Belakang
Indonesia merupakan sebuah negara yang luas. Indonesia memiliki lebih dari 17.000 pulau. Di pulau - pulau inilah tersimpan potensi sumber daya manusia yang diperlukan bagi kemajuan bangsa. Oleh karena itu perlulah di buat sebuah pendidikan yang layak. Untuk itu dibangun berbagai sarana dan diadakan berbagai buku agar seluruh rakyat dapat menikmati pendidikan. Namun karena wilayah yang begitu luas maka proses pembangunan berjalan dengan lambat, salah satu cara yang dapat digunakan yaitu memanfaatkan perkembangan teknologi komunikasi dan informasi.
Maka dengan itu Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (pada waktu itu) menugaskan kepada Pustekkom sebagai unit khusus yang menangani pendayagunaan teknologi pendidikan untuk melakukan persiapan-persiapan ke arah pemanfaatan media televisi guna mendukung peningkatan dan pemerataan pendidikan. Maka sejak tahun 1978 Pustekkom melaksanakan pengembangan dan produksi program-program media televisi pendidikan. Hingga tahun 2007 program televisi yang telah diproduksi mencapai jumlah 5.163 judul.
Maka dengan itu Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (pada waktu itu) menugaskan kepada Pustekkom sebagai unit khusus yang menangani pendayagunaan teknologi pendidikan untuk melakukan persiapan-persiapan ke arah pemanfaatan media televisi guna mendukung peningkatan dan pemerataan pendidikan. Maka sejak tahun 1978 Pustekkom melaksanakan pengembangan dan produksi program-program media televisi pendidikan. Hingga tahun 2007 program televisi yang telah diproduksi mencapai jumlah 5.163 judul.
Untuk merealisasikan siaran televisi pendidikan, pada tahun 1980-an Pustekkom melakukan kerjasama di bidang penyiaran program televisi pendidikan dengan TVRI. Program yang disiarkan sangat popular saat itu, yaitu serial Aku Cinta Indonesia (ACI). Namun kerjasama tersebut tidak dapat berlanjut karena adanya perbedaan-perbedaan dalam aspek kebijakan dan teknis.
Pada tahun 1990-1995, Pustekkom melakukan kerjasama di bidang penyiaran dengan Televisi Pendidikan Indonesia (TPI), yaitu sebuah televisi swasta yang pada awalnya dirancang sebagai televisi yang mengemban misi pendidikan. Meskipun kerjasama ini cukup berhasil, namun harus berakhir karena pihak TPI telah mengubah kebijakan menjadi sebuah stasiun televisi komersial.
Untuk keperluan koordinasi dalam manajemen pendidikan antara pusat dengan Dinas Provinsi (waktu itu kanwil), maka pada tahun 1994-1995 diadakan teleconverence antara Menteri Pendidikan Nasional dengan seluruh Dinas Pendidikan Provinsi di Indonesia. Bahkan pada 2 Mei 1994 dalam rangka hari Pendidikan Nasional diadakan teleconverence antara Wakil Presiden (Tri Sutrisno) di Yogyakarta dengan 4 Dinas Pendidikan. Pada tahun 1996 - 1998 Pustekkom juga pernah bekerjasama dengan Cakra-warta (Indovision) menyiarkan siaran pendidikan di Quick Channel.
Menyadari begitu pentingnya siaran televisi pendidikan bagi bangsa Indonesia, sesuai amanat UUD 1945 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa, maka pada tahun 2003, Depdiknas (Pustekkom) mulai melakukan persiapan untuk mempunyai stasiun televisi yang khusus menyiarkan pendidikan, dan pada tanggal 12 Oktober 2004, Mendiknas, Malik Fajar meresmikan Stasiun Televisi Pendidikan yang diberi nama Televisi Edukasi (TVE).
TV Edukasi
Televisi pendidikan atau yang lebih di kenal dengan sebutan Televisi Edukasi (TVE). TVE merupakan siaran televisi yang memfokuskan diri pada siaran pendidikan. Di mana di dalamnya terdapat program – program yang memberikan pengajaran kepada peserta didik. Dengan adanya TVE maka di harapkan proses pemerataan pendidikan di Indonesia dapat berjalan lebih cepat dari sebelumnya. TVE memiliki visi menjadi siaran televisi pendidikan yang santun dan mencerdaskan. Dengan misi menyiarkan program yang mencerdaskan masyarakat, menjadi tauladan masyarakat, menyebarluaskan informasi dan kebijakan - kebijakan Depdiknas, dan mendorong masyarakat gemar belajar. Dan bertujuan untuk memberikan layanan siaran pendidikan berkualitas untuk menunjang tujuan pendidikan nasional. Sasaran TVE adalah Peserta didik dari semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan, praktisi pendidikan, dan masyarakat.
Peranan TV Edukasi
Beberapa Peranan TV Edukasi adalah sebagai berikut :
1.) TVE diharapkan menjadi suatu sistem layanan pendidikan khusus yaitu sebagai upaya untuk menunjang program penuntasan wajib belajar. TVE diharapkan akan mampu memberikan layanan pendidikan khusus bagi para siswa pendidikan dasar (TK-PT), terutama di daerah-daerah pinggiran dan terpencil yang tidak mampu dijangkau oleh layanan pendidikan secara konvensional. Di samping itu, dengan kemampuan jangkauan dan kemudahan untuk mengaksesnya, memungkinkan TVE menjadi penunjang terhadap upaya meningkatkan mutu dan memperluas akses kesempatan belajar untuk seluruh jenis, jalur dan jenjang pendidikan.
2.) Sebagai media pendidikan televisi mempunyai berbagai kelebihan, yang bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Proses pembelajaran di sekolah akan sangat terbantu dengan digunakannya media televisi, dan ini jelas akan sangat menguntungkan tidak hanya bagi siswa saja tetapi juga akan sangat menguntungkan bagi para guru. Dengan demikian maka diharapkan penggunaan media televisi untuk pendidikan selain akan mampu memperluas kesempatan mendapatkan pendidikan, juga akan mampu menunjang upaya peningkatan kualitas pendidikan.
3.) Tidak hanya bermanfaat bagi para peserta didik, TVE juga diharapkan akan mampu pula membantu upaya untuk mengatasi kekurangan guru yang bermutu dan kekurangan bahan belajar, terutama pada daerah-daerah yang terpencil. Dengan demikian Televisi Edukasi diharapkan akan menjadi pendukung keterlaksanaan kurikulum berbasis kompetensi, yang membutuhkan ketersediaan berbagai sumber belajar secara berkelanjutan. Selain untuk menunjang proses pembelajaran regular, TVE juga akan digunakan untuk melayani pendidikan jarak jauh yang sekarang sudah berkembang, yaitu SMP Terbuka dan Universitas Terbuka. Pada sistem pembelajaran jarak jauh ini, peranan TVE akan menjadi bagian dari suatu sistem pembelajaran yang lengkap dan terintegrasi, termasuk sistem pemanfaatan dan evaluasinya.
SEKOLAH BINAAN TVE 2009
| ||||||
No.
|
Provinsi
|
Nama Sekolah
|
Alamat
|
No.Telp. & Fax
| ||
1
|
Sumatera Utara
|
SMP Muhammadiyah 1 Medan
|
Jl. Demak No.3, Medan, Sumatera Utara 20214
|
061-7358509
| ||
MTs.S. Raudathul Hasanah
|
Jl. Djamin Ginting KM 11 Paya Bundung Medan
|
061-8360135, fax 061-8367368
| ||||
2
|
DIY
|
SMP Muhammadiyah 1
|
Jl. Purwodiningratan NG. i/902 B Ngampilan, Yogyakarta
|
0274-589624
| ||
SMPN 8 Yogyakarta
|
Jl. Prof.Dr.Kahar Muzakir No.2, Yogyakarta
|
0274-516013, fax. 0274-516013/553534
| ||||
3
|
DKI Jakarta
|
SMPN 107 Jakarta Selatan
|
Jl. Pejaten Raya, Pasar Minggu, Jakarta Selatan
|
021-799077
| ||
4
|
Jawa Tengah
|
SMPN 2 Suwomono
|
Desa Candigaron Kec. Sumowono, Semarang, Jawa Tengah
|
Telp. 0298-713215
| ||
5
|
Kalimantan Tengah
|
SMPN 2 Jekan Raya
|
Jl. Kutilang Bukit Tunggal Palangkaraya, KalTeng 73112
|
0536-3222811, fax. 0536-3223937
| ||
6
|
Kalimantan Timur
|
SMPN 2 Samarinda
|
Jl. KH. Ahmad Dahlan No.1, Samarinda, Kaltim
|
0541-742979, fax. 0541-733540
| ||
7
|
Bangka Belitung
|
SMPN 2 Pangkalpinang
|
Jl. Adhyaksa Kacang Pedang No. 181 Pangkalpinang
|
0717-422215
| ||
8
|
Kep. Riau
|
SMPN 1 Tanjung Pinang
|
Jl. Tugu Pahlawan No. 256
|
0771-21720
| ||
9
|
Lampung
|
SMPN 1 Bandar Lampung
|
Jl. Mr. Gele Harun No. 30 Rawa Laut, Bandar Lampung
|
0721-252310 fax. 0721-259711
| ||
10
|
Maluku
|
SMPN 14 Ambon
|
Jl. Kebun Cengkeh, Ambon
|
0911-341432 fax. 0911-345276
| ||
11
|
NAD
|
SMPN 3 Banda Aceh
|
Jl. Nyak Adam Kamil, Neusu Jaya, Banda Aceh, NAD
|
0651-21546
| ||
SMP Al Muslim
|
Jl. Raya Wadung Asri 39 F, Waru Sidoarjo, Jawa Timur
|
031-8681416, 8681417 fax. 031-8664504
| ||||
12
|
Jawa Timur
|
SMPN 1 Muhammadiyah
|
Jl. Kaposan 73-75 Surabaya, Jawa Timur
|
031-3710557
| ||
13
|
NTB
|
SMP Muhammadiyah Mataram
|
Jl. Anyelir 2-4, Mataram, NTB
|
0370-644580
| ||
Mts.N 1 Mataram
|
Jl. Pembangunan B.III, Mataram, NTB
|
0370-632505
| ||||
14
|
Bali
|
SMPN 6 Denpasar
|
Jl. Gutita IV Sesetan, Denpasar
|
0361-720374 fax. 0361-725032
| ||
SMP Muhammadiyah 1
|
Jl. Pulau Batanta 80, Denpasar
|
0361-486375
| ||||
15
|
Jawa Barat
|
SMPN 5 Depok
|
Jl. Mandar No.30 Beji Timur, Kota Depok
|
021-7521957 fax. 021-77215429
| ||
16
|
Jambi
|
SMPN 1 Kota Jambi
|
Jl. Dr. Cipto Mangunkusumo No.22 Pasar Jambi, Kota Jambi
|
0741-22883 fax. 074124786
| ||
17
|
Kalimantan Barat
|
SMPN 1 Pontianak
|
Jl. Jendral Urip Sumohardjo, Pontianak, Kalbar
|
0561-732747
| ||
18
|
Riau
|
SMPN Muhammadiyah 1 Pekan Baru
|
Jl. KH. Ahmad Dahlan No.92 Pekanbaru, Riau
|
0761-26915
| ||
SMPN 1 Tambang
|
Jl. Raya Pekan Baru – BKN Km 32, Desa Balam Jaya, Kab. Kampar, Riau
|
0761-856404
| ||||
19
|
Sulawesi Barat
|
SMPN 2 Mamuju
|
Jl. AP Pettarani No.8 Mamuju, Kab. Mamuju, Sulawesi Barat
|
0426-21031
| ||
20
|
Sulawesi Tenggara
|
SMPN 8 Kendari
|
Jl. Imam Bonjol No.1 Kel. Wawombalata, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara
|
0407-328710
| ||
21
|
Sumatera Barat
|
SMPN 2 Bukittinggi
|
Jl. Pendidikan Tarok Bukittinggi, Sumatera Barat
|
0752-22878
| ||
22
|
Sumatera Selatan
|
SMPN 1 Palembang
|
Jl. Pak Abdurrohim, Kel. Talang Semut, Kec. Bukit Kecil, Palembang, Sumsel
|
0711-352740
| ||
23
|
Maluku Utara
|
SMP Islam 1 Kota Ternate
|
Jl. Rambutan No. 54 Lingk.Ngidi Kel. Makkasar Barat Kec. Kota Ternate Tengah, Ternate, Maluku Utara
|
0921-22178
| ||
SMP Muhammadiyah 1 Ternate
|
Jl. Melati Kel. Bastong Kec. Ternate Selatan, Kota Ternate, Maluku Utara
|
0921-3125347
| ||||
24
|
Gorontalo
|
SMPN 1 Kabila
|
Jl. Nani Wartabone No. 39 Kel. Oluhuta Kec. Kabila Kab. Bone Bolango, Gorontalo
|
0435-824628
| ||
SMP Muhammadiyah 1 Gorontalo
|
Jl. Cendrawasih Kel. Moodu Kec. Kota Timur, Kota Gorontalo
|
0435-821803
| ||
25
|
Sulawesi Tengah
|
SMPN 2 Palu
|
Jl. Monginsidi No. 4, Palu
|
0451-421892
|
26
|
Papua Barat
|
SMPN 19 Pasir Putih Manokwari
|
Jl. Sufado Pasir Putih Manokwari Timur, Papua Barat 98313
|
031-3710557 fax. 031-3710557
|
27
|
Sulawesi Utara
|
SMPN 1 Manado
|
Jl. WR Supratman No. 72 Manado, Sulawesi Utara
|
0431-851749 fax. 0431-859317
|
SMP Muhammadiyah 1 Manado
|
Jl. Cik Di Tiro No 3 Istiqlal, Manado, Sulawesi Utara
|
0431-870358
| ||
28
|
Papua
|
SMPN 5 Jayapura
|
Jl. Raya Abepura Entrop, Jayapura, Papua
|
0967-535224 fax. 0967-551910
|
29
|
Bengkulu
|
SMP Muhammadiyah Terpadu
|
Jl. Bali Kompleks UMB, Kota Bengkulu
|
0736-22288
|
SMPN 2 Kota Bengkulu
|
Jl. Cendana I Padang Jati, Kota Bengkulu
|
0736-21707
| ||
30
|
NTT
|
SMPN 2 Kota Kupang
|
Jl. Tompelo No. 33, Kupang, NTT
|
0380-822084
|
31
|
Sulawesi Selatan
|
SMPN 13 Makasar
|
Jl. Tamalate VI No. 2 Perumnas Kec. Rappocini - Sulsel
|
0411-862232
|
32
|
Banten
|
SMPN 1 Pamulang
|
Jl. Pamulang Permai Barat II Kec. Pamulang, Kab. Tangerang, Banten
|
021-7400911
|
33
|
Kalimantan Selatan
|
SMPN 2 Martapura KalSel
|
Jl. Kertak Baru No. 66 Pekauman, Kab. Banjar, Kalsel
|
0511-4720943
|
Sistem Penyiaran
Sistem yang digunakan terutama ialah sistem siaran tertutup melalui penggunaan satelit Telkom-1 yang dimiliki oleh PT. Telkom. Dengan demikian siaran Televisi Edukasi bisa diakses secara bebas oleh pemirsa di seluruh wilayah Indonesia, dengan menggunakan pesawat televisi yang dilengkapi dengan antena parabola (TVRO). Untuk memberi kemudahan akses bagi masyarakat dan sekolah yang tidak memiliki TVRO, TVE kerjasama dengan TVRI dan beberapa stasiun televisi lokal. Dengan demikian Televisi Edukasi bisa dinikmati pula oleh masyarakat yang berada dalam radius penyiaran TV lokal dengan menggunakan pesawat televisi biasa.
Sampai saat ini stasiun TV lokal yang merelay siaran TVE, yaitu:
1. Cakra Buana Channel
2. Inovasi TV/SMKN 1 Cimahi
3. Tasik TV/SMK 4 Tasik
4. Galuh TV/SMKN 1 Ciamis ( Ch. 6 VHF )
5. TV Edukasi Cirebon/SMKN Cirebon (184 MHz)
6. Sukabumi Siar TV (SSTV) (30 UHF)
7. TV KU Semarang (21 UHF)
8. Borobudur TV Semarang (47 UHF)
9. Ratih TV, Kebumen (51 UHF)
10. CIPTV, Cilacap
11. Terang Abadi TV, Solo
12. Banyumas TV (BMS TV)
13. Jogja Media Net (TV Kabel)
14. TV Edukasi Majalengka, Dinas Pend. Kab. Majalengka
15. TV Pendidikan Jawa Timur
16. TVE Malang UHF 30
17. TV 9/SMKN 1 Kediri (174.25 VHF)
18. TVL Pacitan (228 Mhz VHF)
19. K@NeSM@TV/SMKN 1 Magetan (21 UHF)
20. Lombok TV (175.250 VHF) Selaparang
21. Fajar TV Makasar
22. Wowow TV Kabel, Sidrap
23. Hajar Cable Vision Selayar. Chanel 31 UHF
24. ARNOLD TV CABLE, Rantepao Toraja (238.2 Mhz)
25. TV KABEL Multi Perkasa, Pinrang Ch. UHF 55
26. Kendari TV
27. RAHA TV Cable
28. TV kabel Rahmat, Muna Sultra
29. TV Kabel Watonea
30. Raha Sultra Ch. VHF 161.20
31. GOTV
32. NUR TV Kabel
33. VOX TV/SMK 4 Manado (220 VHF)
34. TV Perbatasan, Sangihe
35. TV CABLE KURANGA TALETE 2
36. Tarakan TV (37 UHF)
37. TV Kabel Riki, Balikpapan
38. Publik Kathulistiwa, Bontang
39. LNGTV Bontang (41 UHF)
40. BERNA TV, Bontang Ch. UHF 32
41. RIAU TV/RTV (32 UHF)
42. Batam TV (51 UHF)
43. Sri Junjungan TV, Bengkalis
44. Bengkulu Mitra TV
45. Bengkulu TV
46. Bukitinggi TV
47. TV KABEL GRACE. Hative kecil Ambon .UHF 49,
48. TVe Peureulak/SMAN Pasir Putih Peureulak 1 Tv Anak Space Toon UHF 35
49. Telkom Vision Tve Tapak Tuan Aceh Selatan VHF175.25
Televisi Edukasi channel 1 dapat diakses melalui satelit Telkom 1, frequency: 3785 MHz, Symbol Rate: 4000, LNB/LO: 5150, Video PID: 0308, Audio PID: 0256, PCR PID: 8190
Televisi Edukasi channel 2 dapat diakses melalui satelit Telkom 1, frequency: 3807 MHz, Symbol Rate: 4000, LNB/LO: 5150, Video PID: 0308, Audio PID: 0256, PCR PID: 8190
Hingga tahun 2007, TVE telah memiliki materi siar sebanyak 5.163program, yang meliputi program pendidikan Persekolahan (formal) yang berbasis Kurikulum dan program pendidikan luar sekolah (Informal dan Non formal), seperti: Kejar Paket, Kursus, PAUD, Budaya, Keterampilan, Agama, Kesehatan, Budi Pekerti, Pertanian, Peternakan, dll., serta informasi kebijakan Depdiknas.
Komposisi Program
Program pembelajaran merupakan program yang dominan di Televisi Edukasi. Program tersebut dikembangkan sesuai dengan kurikulum yang berlaku, meliputi berbagai mata pelajaran seperti bahasa Indonesia, bahasa Inggris, Matematika, Sains, Sejarah, Ekonomi, untuk jenjang SD, SMP, SMA dan SMK.
Khusus untuk jenjang SMP sejak tanggal 17 Juli 2006, materi siaran pembelajaran diarahkan pada 3 (tiga) mata pelajaran yaitu Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan Matematika. Hal ini dilakukan agar siswa dapat lebih memahami materi yang diujikan dalam Ujian Nasional (UN). Format program pembelajaran untuk UN SMP ini juga di relay oleh TVRI.
Keuntungan dan kelemahan TVE
Televisi sebagai media pengajaran mengandung beberapa keuntungan antara lain:
1.) Bersifat langsung dan nyata, serta dapat menyajikan peristiwa yang sebenarnya.
2.) Memperluas tinjaun kelas, melintasi berbagi daerah atau berbagai negara.
3.) Dapat menciptakan kembali peristiwa masa lampau.
4.) Dapat mempertunjukkan banyak hal dan banyak segi yang beraneka ragam.
5.) Banyak mempergunakan sumber-sumber masyarakat.
6.) Menarik minat anak.
7.) Dapat melatih guru, baik dalam pre-servise maupun dalam inservice training.
8.) Masyarakat diajak berpartisipasi dalam rangka meningktkan perhatian terhadap sekolah.
1.) Bersifat langsung dan nyata, serta dapat menyajikan peristiwa yang sebenarnya.
2.) Memperluas tinjaun kelas, melintasi berbagi daerah atau berbagai negara.
3.) Dapat menciptakan kembali peristiwa masa lampau.
4.) Dapat mempertunjukkan banyak hal dan banyak segi yang beraneka ragam.
5.) Banyak mempergunakan sumber-sumber masyarakat.
6.) Menarik minat anak.
7.) Dapat melatih guru, baik dalam pre-servise maupun dalam inservice training.
8.) Masyarakat diajak berpartisipasi dalam rangka meningktkan perhatian terhadap sekolah.
Adapun kelemahan-kelemahan TV sebagai media pengajaran, sama halnya yang terjadi pada film, yakni TV terlalu menekankan pentingnya materi ketimbang proses pengembangan materi tersebut. Kekurangan lainnya yang begitu mencolok adalah sifat komunikasinya hanya satu arah (one way communication). Apabila pembelajaran melalui televisi dilakukan dengan siaran langsung, maka yang pasti akan terjadi adalah kesulitan terintegrasikannya jadwal siaran pembelajaran di televisi dengan jadwal pembelajaran di sekolah. Dari sifatnya yang sentralistik ini, guru di sekolah sulit untuk mengontrol proses penyampaian pesannya.
Peduli Siaran TV
Dengan adanya TV edukasi maka partisipasi masyarakat sangat di perlukan untuk mendukung hal tersebut, hal yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Mendampingi Nonton TV
Ketika anak menonton televisi, tidak ada lagi yang paling ideal adalah orangtua mendampingi dan membimbingnya. Ia di tuntut menjelaskan adegan atau tayangan yang ada di layar televisi. Di sisi lain perlu juga di jelaskan makna yang terkandung dalam sebuah acara televisi. Orangtua juga perlu memberikan contoh dalam kehidupan sehari – hari yang bisa dimengerti sang anak tentang makna yang terkandung dalam acara tersebut. Orang tua juga di tuntut memberikan penjelasan tentang perlunya mendapatkan informasi yang lengkap dan menyeluruh terhadap anak – anaknya. Jika dalam acara ilmu pengetahuan atau tentang sesuatu yang diduga menimbulkan ketertarikan pada anak dapat didiskusikan. Misalnya kenapa kelelawar bisa terbang dalam suasana gelap gulita, mengapa kapal udara bisa terbang, dan lain – lainnya. Di sini orang tua dapat memberikan motivasi pasa mereka bahwa jawaban lengkapnya ada pada buku. Mereka di dorong untuk membaca buku. Di sini orang tua berkewajiban pula menyediakan fasilitas membaca diantaranya buku, atau menunjukan dimana buku bisa diperoleh oleh anak. Bahkan lebih pas lagi apabila, orang tua mendampingi anaknya belajar.
2. Komunikasi Keluarga
Kini Permasalahan yang mendasarkan adalah banyak orang tua yang tidak sempat mendampingi anak – anaknya nonton televisi sebagai akibat keterbatasan waktu dan kesibukan sehari – hari. Di sini perlunya komunikasi antara orangtua dan anak. Jika orang tua memiliki waktu sempit untuk berkomunikasi, yang penting adalah kualitas dari komunikasi tersebut. Komunikasi yang berkualitas adalah hubungan keterbukaan dan saling pengertian di antara kedua belah pihak. Salah satu hal penting dalam menjaga kualitas komunikasi adalah diciptakan kemudahan komunikasi antara anak dan orangtua. Keharmonisan komunikasi ini perlu diciptakan. Jangan sampai anak merasa segan untuk menyampaikan sesuatu / masalah yang di hadapinya. Kaitannya dengan tayangan televisi antara lain anak di ajak untuk berdiskusi mengenai tayangan dalam televisi.
3. Menonton TV seperti membaca buku
Menonton televisi sudah layaknya diperlakukan seperti membaca buku. Kita sudah biasa menyimpan buku di rak atau tempat khusus. Buku itu diambil ketika hendak dibaca. Setelah selesai di baca kemudian buku tersebut di simpan kembali di tempatnya. Begitupun sebelum membaca kita akan memilih buku yang sesuai dengan keinginan kita. Dengan cara itu kita bisa fokus membaca isi buku yang diinginkan. Bagaimana jika memperlakukan televisi layaknya membaca buku. Pesawat televisi ditempatkan dalam ruang yang wajar dan cukup penerangan. Kita menonton acara televisi sesuai dengan keinginan. Jika sudah cukup tentu televisi kita matikan. Dengan cara ini kita bisa membiasakan kepada anak untuk menonton televisi secara disiplin.
4. Keteladan orang tua
Perlu kita pahami bahwa anak cenderung meniru perilaku orang tuannya. Oleh karena itu kita sebagai orangtua perlu memberikan contoh tentang cara menonton televisi yang baik. Tak cukup dengan sikap duduk dan jarak antara mata dengan layar televisi, kita perlu memberikan contoh memperlakukan televisi sebagai media massa. Tayangan televisi yang dilarang untuk anak sebaiknya kita sebagai orang tua juga menghindarinya. Dalam kaitan ini menarik untuk di renungi hasil penelitian yang dilakukan Yale Family Television Research ( kompas, 26/12/1999 ), yang mengungkapkan bahwa anak – anak yang banyak menghabiskan waktu untuk nonton televisi umumnya mempunyai orang tua yang sering menonton televisi pula. Dengan kata lain anak menonton televisi karena meniru perilaku orang tuannya. Maka orang tua harus memberikan contoh kepada anak – anaknya bagaimana menonton televisi yang benar.
5. Mengkritisi stasiun TV
Mengajukan usul, saran, atau keberatan terhadap sebuah tayangan televisi perlu di budayakan. Sebagai warga negara kita memiliki hak untuk mendapatkan perlindungan atas siaran televisi. Oleh karena itu usul atau saran bisa di kirim langsung ke stasiun TV. Masyarakat dapat mengkritisi sebuah tayangan televisi, mana yang baik dan salah.
6. Laporkan Ke KPI
Aturan penyiaran telah diatur dalam undang – undang No 32 tahun 2002 tentang penyiaran. Menurut Undang – undang ini, untuk mengatur penyiaran dibentuk Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). KPI sebagai wujud peran serta masyarakat berfungsi mewadahi aspirasi serta mewakili kepentingan masyarakat akan penyiaran (pasal 8 ayat 1 UU penyiaran). Masyarakat dapat mengajukan usulan, saran, kritikan, bahkan keberatan terhadap siaran yang di tayangkan stasiun televisi melalui lembaga KPI tersebut. Melalui masukan dari masyarakat ini KPI dapat bertindak sesuai dengan kewenangan yang dimilikinya.
SIMPULAN DAN SARAN
Televisi merupakan sebuah media yang dapat di andalkan untuk membuat pendidikan menjadi lebih baik. Salah satu upaya tersebut adalah pembuatan TV edukasi. Dengan adanya TV edukasi, maka di harapkan proses pemerataan dan perbaikan pendidikan di Indonesia dapat berjalan dengan baik. Memperbanyak sistem penyiaran dan materi pada TV edukasi, membutikan keseriusan pemerintah dalam mengerjakan kegiatan ini. Selain itu pemerintah pun melakukan pembinaan pada ± 46 sekolah di provinsi pada tahun 2009 dan di prediksi akan terus bertambah pada tahun 2010. Namun, keseriusan itu takkan ada artinya tanpa adanya partisipasi dari masyarakat. Masyarakat sebagai penerima dari siaran tersebut memiliki peran yang penting. Masyarakat di tuntut untuk memberikan usulan serta pengawasan terhadapt siaran tersebut.
Sistem komunikasi pada televisi yang hanya satu arah, terkadang berakibat tidak sampainya pesan secara menyeluruh. Oleh karena itu stasiun TV di harapkan dapat lebih bisa berinterkasi dengan penonton. Selain itu stasiun TV haruslah menyajikan tayangan yang mendidik namun tidak membosankan. Serta memberika informasi secara tepat, cepat dan benar.
0 komentar:
Posting Komentar