Minggu, 19 Desember 2010

TV Edukasi


Latar Belakang
Indonesia merupakan sebuah negara yang luas. Indonesia memiliki lebih dari 17.000 pulau. Di pulau - pulau inilah tersimpan potensi sumber daya manusia yang diperlukan bagi kemajuan bangsa. Oleh karena itu perlulah di buat sebuah pendidikan yang layak. Untuk itu dibangun berbagai sarana dan diadakan berbagai buku agar seluruh rakyat dapat menikmati pendidikan. Namun karena wilayah yang begitu luas maka proses pembangunan berjalan dengan lambat, salah satu cara yang dapat digunakan yaitu memanfaatkan perkembangan teknologi komunikasi dan informasi.
         Maka dengan itu Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (pada waktu itu) menugaskan kepada Pustekkom sebagai unit khusus yang menangani pendayagunaan teknologi pendidikan untuk melakukan persiapan-persiapan ke arah pemanfaatan media televisi guna mendukung peningkatan dan pemerataan pendidikan. Maka sejak tahun 1978 Pustekkom melaksanakan pengembangan dan produksi program-program media televisi pendidikan. Hingga tahun 2007 program televisi yang telah diproduksi mencapai jumlah 5.163 judul.
Untuk merealisasikan siaran televisi pendidikan, pada tahun 1980-an Pustekkom melakukan kerjasama di bidang penyiaran program televisi pendidikan dengan TVRI. Program yang disiarkan sangat popular saat itu, yaitu serial Aku Cinta Indonesia (ACI). Namun kerjasama tersebut tidak dapat berlanjut karena adanya perbedaan-perbedaan dalam aspek kebijakan dan teknis.
Pada tahun 1990-1995, Pustekkom melakukan kerjasama di bidang penyiaran dengan Televisi Pendidikan Indonesia (TPI), yaitu sebuah televisi swasta yang pada awalnya dirancang sebagai televisi yang mengemban misi pendidikan. Meskipun kerjasama ini cukup berhasil, namun harus berakhir karena pihak TPI telah mengubah kebijakan menjadi sebuah stasiun televisi komersial.
Untuk keperluan koordinasi dalam manajemen pendidikan antara pusat dengan Dinas Provinsi (waktu itu kanwil), maka pada tahun 1994-1995 diadakan teleconverence antara Menteri Pendidikan Nasional dengan seluruh Dinas Pendidikan Provinsi di Indonesia. Bahkan pada 2 Mei 1994 dalam rangka hari Pendidikan Nasional diadakan teleconverence antara Wakil Presiden (Tri Sutrisno) di Yogyakarta dengan 4 Dinas Pendidikan. Pada tahun 1996 - 1998 Pustekkom juga pernah bekerjasama dengan Cakra-warta (Indovision) menyiarkan siaran pendidikan di Quick Channel.
            Menyadari begitu pentingnya siaran televisi pendidikan bagi bangsa Indonesia, sesuai amanat UUD 1945 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa, maka pada tahun 2003, Depdiknas (Pustekkom) mulai melakukan persiapan untuk mempunyai stasiun televisi yang khusus menyiarkan pendidikan, dan pada tanggal 12 Oktober 2004, Mendiknas, Malik Fajar meresmikan Stasiun Televisi Pendidikan yang diberi nama Televisi Edukasi (TVE).


TV Edukasi
Televisi pendidikan atau yang lebih di kenal dengan sebutan Televisi Edukasi (TVE). TVE merupakan siaran televisi yang memfokuskan diri pada siaran pendidikan. Di mana di dalamnya terdapat program – program yang memberikan pengajaran kepada peserta didik. Dengan adanya TVE maka di harapkan proses pemerataan pendidikan di Indonesia dapat berjalan lebih cepat dari sebelumnya. TVE memiliki visi menjadi siaran televisi pendidikan yang santun dan mencerdaskan. Dengan misi menyiarkan program yang mencerdaskan masyarakat, menjadi tauladan masyarakat, menyebarluaskan informasi dan kebijakan - kebijakan Depdiknas, dan mendorong masyarakat gemar belajar. Dan bertujuan untuk memberikan layanan siaran pendidikan berkualitas untuk menunjang tujuan pendidikan nasional. Sasaran TVE adalah Peserta didik dari semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan, praktisi pendidikan, dan masyarakat.
Peranan TV Edukasi
Beberapa Peranan TV Edukasi adalah sebagai berikut :
1.)    TVE diharapkan menjadi suatu sistem layanan pendidikan khusus yaitu sebagai upaya untuk menunjang program penuntasan wajib belajar. TVE diharapkan akan mampu memberikan layanan pendidikan khusus bagi para siswa pendidikan dasar (TK-PT), terutama di daerah-daerah pinggiran dan terpencil yang tidak mampu dijangkau oleh layanan pendidikan secara konvensional. Di samping itu, dengan kemampuan jangkauan dan kemudahan untuk mengaksesnya, memungkinkan TVE menjadi penunjang terhadap upaya meningkatkan mutu dan memperluas akses kesempatan belajar untuk seluruh jenis, jalur dan jenjang pendidikan.
2.)    Sebagai media pendidikan televisi mempunyai berbagai kelebihan, yang bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Proses pembelajaran di sekolah akan sangat terbantu dengan digunakannya media televisi, dan ini jelas akan sangat menguntungkan tidak hanya bagi siswa saja tetapi juga akan sangat menguntungkan bagi para guru. Dengan demikian maka diharapkan penggunaan media televisi untuk pendidikan selain akan mampu memperluas kesempatan mendapatkan pendidikan, juga akan mampu menunjang upaya peningkatan kualitas pendidikan.
3.)    Tidak hanya bermanfaat bagi para peserta didik, TVE juga diharapkan akan mampu pula membantu upaya untuk mengatasi kekurangan guru yang bermutu dan kekurangan bahan belajar, terutama pada daerah-daerah yang terpencil. Dengan demikian Televisi Edukasi diharapkan akan menjadi pendukung keterlaksanaan kurikulum berbasis kompetensi, yang membutuhkan ketersediaan berbagai sumber belajar secara berkelanjutan. Selain untuk menunjang proses pembelajaran regular, TVE juga akan digunakan untuk melayani pendidikan jarak jauh yang sekarang sudah berkembang, yaitu SMP Terbuka dan Universitas Terbuka. Pada sistem pembelajaran jarak jauh ini, peranan TVE akan menjadi bagian dari suatu sistem pembelajaran yang lengkap dan terintegrasi, termasuk sistem pemanfaatan dan evaluasinya.

SEKOLAH BINAAN TVE 2009





No.
Provinsi
Nama Sekolah
Alamat
No.Telp. & Fax
1
Sumatera Utara
SMP Muhammadiyah 1 Medan
Jl. Demak No.3, Medan, Sumatera Utara 20214
061-7358509










MTs.S. Raudathul Hasanah
Jl. Djamin Ginting KM 11 Paya Bundung Medan
061-8360135, fax 061-8367368







2
DIY
SMP Muhammadiyah 1
Jl. Purwodiningratan NG. i/902 B Ngampilan, Yogyakarta
0274-589624













SMPN 8 Yogyakarta
Jl. Prof.Dr.Kahar Muzakir No.2, Yogyakarta
0274-516013, fax. 0274-516013/553534







3
DKI Jakarta
SMPN 107 Jakarta Selatan
Jl. Pejaten Raya, Pasar Minggu, Jakarta Selatan
021-799077





4
Jawa Tengah
SMPN 2 Suwomono
Desa Candigaron Kec. Sumowono, Semarang, Jawa Tengah
Telp. 0298-713215









5
Kalimantan Tengah
SMPN 2 Jekan Raya
Jl. Kutilang Bukit Tunggal Palangkaraya, KalTeng 73112
0536-3222811, fax. 0536-3223937








6
Kalimantan Timur
SMPN 2 Samarinda
Jl. KH. Ahmad Dahlan No.1, Samarinda, Kaltim
0541-742979, fax. 0541-733540









7
Bangka Belitung
SMPN 2 Pangkalpinang
Jl. Adhyaksa Kacang Pedang No. 181 Pangkalpinang
0717-422215








8
Kep. Riau
SMPN 1 Tanjung Pinang
Jl. Tugu Pahlawan No. 256
0771-21720







9
Lampung
SMPN 1 Bandar Lampung
Jl. Mr. Gele Harun No. 30 Rawa Laut, Bandar Lampung
0721-252310 fax. 0721-259711







10
Maluku
SMPN 14 Ambon
Jl. Kebun Cengkeh, Ambon
0911-341432 fax. 0911-345276







11
NAD
SMPN 3 Banda Aceh
Jl. Nyak Adam Kamil, Neusu Jaya, Banda Aceh, NAD
0651-21546















SMP Al Muslim
Jl. Raya Wadung Asri 39 F, Waru Sidoarjo, Jawa Timur
031-8681416, 8681417 fax. 031-8664504









12
Jawa Timur
SMPN 1 Muhammadiyah
Jl. Kaposan 73-75 Surabaya, Jawa Timur
031-3710557







13
NTB
SMP Muhammadiyah Mataram
Jl. Anyelir 2-4, Mataram, NTB
0370-644580









Mts.N 1 Mataram
Jl. Pembangunan B.III, Mataram, NTB
0370-632505







14
Bali
SMPN 6 Denpasar
Jl. Gutita IV Sesetan, Denpasar
0361-720374 fax. 0361-725032
SMP Muhammadiyah 1
Jl. Pulau Batanta 80, Denpasar
0361-486375
15
Jawa Barat
SMPN 5 Depok
Jl. Mandar No.30 Beji Timur, Kota Depok
021-7521957 fax. 021-77215429
16
Jambi
SMPN 1 Kota Jambi
Jl. Dr. Cipto Mangunkusumo No.22 Pasar Jambi, Kota Jambi
0741-22883 fax. 074124786
17
Kalimantan Barat
SMPN 1 Pontianak
Jl. Jendral Urip Sumohardjo, Pontianak, Kalbar
0561-732747

18
Riau
SMPN Muhammadiyah 1 Pekan Baru
Jl. KH. Ahmad Dahlan No.92 Pekanbaru, Riau
0761-26915


SMPN 1 Tambang
Jl. Raya Pekan Baru – BKN Km 32, Desa Balam Jaya, Kab. Kampar, Riau
0761-856404
19
Sulawesi Barat
SMPN 2 Mamuju
Jl. AP Pettarani No.8 Mamuju, Kab. Mamuju, Sulawesi Barat
0426-21031
20
Sulawesi Tenggara
SMPN 8 Kendari
Jl. Imam Bonjol No.1 Kel. Wawombalata, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara
0407-328710
21
Sumatera Barat
SMPN 2 Bukittinggi
Jl. Pendidikan Tarok Bukittinggi, Sumatera Barat
0752-22878
22
Sumatera Selatan
SMPN 1 Palembang
Jl. Pak Abdurrohim, Kel. Talang Semut, Kec. Bukit Kecil, Palembang, Sumsel
0711-352740
23
Maluku Utara
SMP Islam 1 Kota Ternate
Jl. Rambutan No. 54 Lingk.Ngidi Kel. Makkasar Barat Kec. Kota Ternate Tengah, Ternate, Maluku Utara
0921-22178
SMP Muhammadiyah 1 Ternate
Jl. Melati Kel. Bastong Kec. Ternate Selatan, Kota Ternate, Maluku Utara
0921-3125347
24
Gorontalo
SMPN 1 Kabila
Jl. Nani Wartabone No. 39 Kel. Oluhuta Kec. Kabila Kab. Bone Bolango, Gorontalo
0435-824628










SMP Muhammadiyah 1 Gorontalo
Jl. Cendrawasih Kel. Moodu Kec. Kota Timur, Kota Gorontalo
0435-821803
25
Sulawesi Tengah
SMPN 2 Palu
Jl. Monginsidi No. 4, Palu
0451-421892
26
Papua Barat
SMPN 19 Pasir Putih Manokwari
Jl. Sufado Pasir Putih Manokwari Timur, Papua Barat 98313
031-3710557 fax. 031-3710557
27
Sulawesi Utara
SMPN 1 Manado
Jl. WR Supratman No. 72 Manado, Sulawesi Utara
0431-851749 fax. 0431-859317
SMP Muhammadiyah 1 Manado
Jl. Cik Di Tiro No 3 Istiqlal, Manado, Sulawesi Utara
0431-870358
28
Papua
SMPN 5 Jayapura
Jl. Raya Abepura Entrop, Jayapura, Papua
0967-535224 fax. 0967-551910
29
Bengkulu
SMP Muhammadiyah Terpadu
Jl. Bali Kompleks UMB, Kota Bengkulu
0736-22288
SMPN 2 Kota Bengkulu
Jl. Cendana I Padang Jati, Kota Bengkulu
0736-21707
30
NTT
SMPN 2 Kota Kupang
Jl. Tompelo No. 33, Kupang, NTT
0380-822084
31
Sulawesi Selatan
SMPN 13 Makasar
Jl. Tamalate VI No. 2 Perumnas Kec. Rappocini - Sulsel
0411-862232
32
Banten
SMPN 1 Pamulang
Jl. Pamulang Permai Barat II Kec. Pamulang, Kab. Tangerang, Banten
021-7400911
33
Kalimantan Selatan
SMPN 2 Martapura KalSel
Jl. Kertak Baru No. 66 Pekauman, Kab. Banjar, Kalsel
0511-4720943
Sistem Penyiaran
Sistem yang digunakan terutama ialah sistem siaran tertutup melalui penggunaan satelit Telkom-1 yang dimiliki oleh PT. Telkom. Dengan demikian siaran Televisi Edukasi bisa diakses secara bebas oleh pemirsa di seluruh wilayah Indonesia, dengan menggunakan pesawat televisi yang dilengkapi dengan antena parabola (TVRO). Untuk memberi kemudahan akses bagi masyarakat dan sekolah yang tidak memiliki TVRO, TVE kerjasama dengan TVRI dan beberapa stasiun televisi lokal. Dengan demikian Televisi Edukasi bisa dinikmati pula oleh masyarakat yang berada dalam radius penyiaran TV lokal dengan menggunakan pesawat televisi biasa.
Sampai saat ini stasiun TV lokal yang merelay siaran TVE, yaitu:


1. Cakra Buana Channel
2. Inovasi TV/SMKN 1 Cimahi
3. Tasik TV/SMK 4 Tasik
4. Galuh TV/SMKN 1 Ciamis ( Ch. 6 VHF )
5. TV Edukasi Cirebon/SMKN Cirebon (184 MHz)
6. Sukabumi Siar TV (SSTV) (30 UHF)
7. TV KU Semarang (21 UHF)
8. Borobudur TV Semarang (47 UHF)
9. Ratih TV, Kebumen (51 UHF)
10. CIPTV, Cilacap
11. Terang Abadi TV, Solo
12. Banyumas TV (BMS TV)
13. Jogja Media Net (TV Kabel)
14. TV Edukasi Majalengka, Dinas Pend. Kab. Majalengka
15. TV Pendidikan Jawa Timur
16. TVE Malang UHF 30
17. TV 9/SMKN 1 Kediri (174.25 VHF)
18. TVL Pacitan (228 Mhz VHF)
19. K@NeSM@TV/SMKN 1 Magetan (21 UHF)
20. Lombok TV (175.250 VHF) Selaparang
21. Fajar TV Makasar
22. Wowow TV Kabel, Sidrap
23. Hajar Cable Vision Selayar. Chanel 31 UHF
24. ARNOLD TV CABLE, Rantepao Toraja (238.2 Mhz)
25. TV KABEL Multi Perkasa, Pinrang Ch. UHF 55
26. Kendari TV
27. RAHA TV Cable
28. TV kabel Rahmat, Muna Sultra
29. TV Kabel Watonea
30. Raha Sultra Ch. VHF 161.20
31. GOTV
32. NUR TV Kabel
33. VOX TV/SMK 4 Manado (220 VHF)
34. TV Perbatasan, Sangihe
35. TV CABLE KURANGA TALETE 2
36. Tarakan TV (37 UHF)
37. TV Kabel Riki, Balikpapan
38. Publik Kathulistiwa, Bontang
39. LNGTV Bontang (41 UHF)
40. BERNA TV, Bontang Ch. UHF 32
41. RIAU TV/RTV (32 UHF)
42. Batam TV (51 UHF)
43. Sri Junjungan TV, Bengkalis
44. Bengkulu Mitra TV
45. Bengkulu TV
46. Bukitinggi TV
47. TV KABEL GRACE. Hative kecil Ambon .UHF 49,
48. TVe Peureulak/SMAN Pasir Putih Peureulak 1 Tv Anak Space Toon UHF 35
49. Telkom Vision Tve Tapak Tuan Aceh Selatan VHF175.25


Televisi Edukasi channel 1 dapat diakses melalui satelit Telkom 1, frequency: 3785 MHz, Symbol Rate: 4000, LNB/LO: 5150, Video PID: 0308, Audio PID: 0256, PCR PID: 8190
Televisi Edukasi channel 2 dapat diakses melalui satelit Telkom 1, frequency: 3807 MHz, Symbol Rate: 4000, LNB/LO: 5150, Video PID: 0308, Audio PID: 0256, PCR PID: 8190




Hingga tahun 2007, TVE telah memiliki materi siar sebanyak 5.163program, yang meliputi program pendidikan Persekolahan (formal) yang berbasis Kurikulum dan program pendidikan luar sekolah (Informal dan Non formal), seperti: Kejar Paket, Kursus, PAUD, Budaya, Keterampilan, Agama, Kesehatan, Budi Pekerti, Pertanian, Peternakan, dll., serta informasi kebijakan Depdiknas.
Komposisi Program
Program pembelajaran merupakan program yang dominan di Televisi Edukasi. Program tersebut dikembangkan sesuai dengan kurikulum yang berlaku, meliputi berbagai mata pelajaran seperti bahasa Indonesia, bahasa Inggris, Matematika, Sains, Sejarah, Ekonomi, untuk jenjang SD, SMP, SMA dan SMK.
Khusus untuk jenjang SMP sejak tanggal 17 Juli 2006, materi siaran pembelajaran diarahkan pada 3 (tiga) mata pelajaran yaitu Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan Matematika. Hal ini dilakukan agar siswa dapat lebih memahami materi yang diujikan dalam Ujian Nasional (UN). Format program pembelajaran untuk UN SMP ini juga di relay oleh TVRI.
Keuntungan dan kelemahan TVE
Televisi sebagai media pengajaran mengandung beberapa keuntungan antara lain:
1.) Bersifat langsung dan nyata, serta dapat menyajikan peristiwa yang sebenarnya.
2.) Memperluas tinjaun kelas, melintasi berbagi daerah atau berbagai negara.
3.) Dapat menciptakan kembali peristiwa masa lampau.
4.) Dapat mempertunjukkan banyak hal dan banyak segi yang beraneka ragam.
5.) Banyak mempergunakan sumber-sumber masyarakat.
6.) Menarik minat anak.
7.) Dapat melatih guru, baik dalam pre-servise maupun dalam inservice training.
8.) Masyarakat diajak berpartisipasi dalam rangka meningktkan perhatian terhadap sekolah.

Adapun kelemahan-kelemahan TV sebagai media pengajaran, sama halnya yang terjadi pada film, yakni TV terlalu menekankan pentingnya materi ketimbang proses pengembangan materi tersebut. Kekurangan lainnya yang begitu mencolok adalah sifat komunikasinya hanya satu arah (one way communication). Apabila pembelajaran melalui televisi dilakukan dengan siaran langsung, maka yang pasti akan terjadi adalah kesulitan terintegrasikannya jadwal siaran pembelajaran di televisi dengan jadwal pembelajaran di sekolah. Dari sifatnya yang sentralistik ini, guru di sekolah sulit untuk mengontrol proses penyampaian pesannya.


Peduli Siaran TV
Dengan adanya TV edukasi maka partisipasi masyarakat sangat di perlukan untuk mendukung hal tersebut, hal yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
1.      Mendampingi Nonton TV
Ketika anak menonton televisi, tidak ada lagi yang paling ideal adalah orangtua mendampingi dan membimbingnya. Ia di tuntut menjelaskan adegan atau tayangan yang ada di layar televisi. Di sisi lain perlu juga di jelaskan makna yang terkandung dalam sebuah acara televisi. Orangtua juga perlu memberikan contoh dalam kehidupan sehari – hari yang bisa dimengerti sang anak tentang makna yang terkandung dalam acara tersebut. Orang tua juga di tuntut memberikan penjelasan tentang perlunya mendapatkan informasi yang lengkap dan menyeluruh terhadap anak – anaknya. Jika dalam acara ilmu pengetahuan atau tentang sesuatu yang diduga menimbulkan ketertarikan pada anak dapat didiskusikan. Misalnya kenapa kelelawar bisa terbang dalam suasana gelap gulita, mengapa kapal udara bisa terbang, dan lain – lainnya. Di sini orang tua dapat memberikan motivasi pasa mereka bahwa jawaban lengkapnya ada pada buku. Mereka di dorong untuk membaca buku. Di sini orang tua berkewajiban pula menyediakan fasilitas membaca diantaranya buku, atau menunjukan dimana buku bisa diperoleh oleh anak. Bahkan lebih pas lagi apabila, orang tua mendampingi anaknya belajar.

2.      Komunikasi Keluarga
Kini Permasalahan yang mendasarkan adalah banyak orang tua yang tidak sempat mendampingi anak – anaknya nonton televisi sebagai akibat keterbatasan waktu dan kesibukan sehari – hari. Di sini perlunya komunikasi antara orangtua dan anak. Jika orang tua memiliki waktu sempit untuk berkomunikasi, yang penting adalah kualitas dari komunikasi tersebut. Komunikasi yang berkualitas adalah hubungan keterbukaan dan saling pengertian di antara kedua belah pihak. Salah satu hal penting dalam menjaga kualitas komunikasi adalah diciptakan kemudahan komunikasi antara anak dan orangtua. Keharmonisan komunikasi ini perlu diciptakan. Jangan sampai anak merasa segan untuk menyampaikan sesuatu / masalah yang di hadapinya. Kaitannya dengan tayangan televisi antara lain anak di ajak untuk berdiskusi mengenai tayangan dalam televisi.

3.      Menonton TV seperti membaca buku
Menonton televisi sudah layaknya diperlakukan seperti membaca buku. Kita sudah biasa menyimpan buku di rak atau tempat khusus. Buku itu diambil ketika hendak dibaca. Setelah selesai di baca kemudian buku tersebut di simpan kembali di tempatnya. Begitupun sebelum membaca kita akan memilih buku yang sesuai dengan keinginan kita. Dengan cara itu kita bisa fokus membaca isi buku yang diinginkan. Bagaimana jika memperlakukan televisi layaknya membaca buku. Pesawat televisi ditempatkan dalam ruang yang wajar dan cukup penerangan. Kita menonton acara televisi sesuai dengan keinginan. Jika sudah cukup tentu televisi kita matikan. Dengan cara ini kita bisa membiasakan kepada anak untuk menonton televisi secara disiplin.

4.      Keteladan orang tua
Perlu kita pahami bahwa anak cenderung meniru perilaku orang tuannya. Oleh karena itu kita sebagai orangtua perlu memberikan contoh tentang cara menonton televisi yang baik. Tak cukup dengan sikap duduk dan jarak antara mata dengan layar televisi, kita perlu memberikan contoh memperlakukan televisi sebagai media massa. Tayangan televisi yang dilarang untuk anak sebaiknya kita sebagai orang tua juga menghindarinya. Dalam kaitan ini menarik untuk di renungi hasil penelitian yang dilakukan Yale Family Television Research ( kompas, 26/12/1999 ), yang mengungkapkan bahwa anak – anak yang banyak menghabiskan waktu untuk nonton televisi umumnya mempunyai orang tua yang sering menonton televisi pula. Dengan kata lain anak menonton televisi karena meniru perilaku orang tuannya. Maka orang tua harus memberikan contoh kepada anak – anaknya bagaimana menonton televisi yang benar.

5.      Mengkritisi stasiun TV
Mengajukan usul, saran, atau keberatan terhadap sebuah tayangan televisi perlu di budayakan. Sebagai warga negara kita memiliki hak untuk mendapatkan perlindungan atas siaran televisi. Oleh karena itu usul atau saran bisa di kirim langsung ke stasiun TV. Masyarakat dapat mengkritisi sebuah tayangan televisi, mana yang baik dan salah.

6.      Laporkan Ke KPI
Aturan penyiaran telah diatur dalam undang – undang No 32 tahun 2002 tentang penyiaran. Menurut Undang – undang ini, untuk mengatur penyiaran dibentuk Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). KPI sebagai wujud peran serta masyarakat berfungsi mewadahi aspirasi serta mewakili kepentingan masyarakat akan penyiaran (pasal 8 ayat 1 UU penyiaran). Masyarakat dapat mengajukan usulan, saran, kritikan, bahkan keberatan terhadap siaran yang di tayangkan stasiun televisi melalui lembaga KPI tersebut. Melalui masukan dari masyarakat ini KPI dapat bertindak sesuai dengan kewenangan yang dimilikinya.


SIMPULAN DAN SARAN
Televisi merupakan sebuah media yang dapat di andalkan untuk membuat pendidikan menjadi lebih baik. Salah satu upaya tersebut adalah pembuatan TV edukasi. Dengan adanya TV edukasi, maka di harapkan proses pemerataan dan perbaikan pendidikan di Indonesia dapat berjalan dengan baik. Memperbanyak sistem penyiaran dan materi pada TV edukasi, membutikan keseriusan pemerintah dalam mengerjakan kegiatan ini. Selain itu pemerintah pun melakukan pembinaan pada ± 46 sekolah di provinsi pada tahun 2009 dan di prediksi akan terus bertambah pada tahun 2010. Namun, keseriusan itu takkan ada artinya tanpa adanya partisipasi dari masyarakat. Masyarakat sebagai penerima dari siaran tersebut memiliki peran yang penting. Masyarakat di tuntut untuk memberikan usulan serta pengawasan terhadapt siaran tersebut.
            Sistem komunikasi pada televisi yang hanya satu arah, terkadang berakibat tidak sampainya pesan secara menyeluruh. Oleh karena itu stasiun TV di harapkan dapat lebih bisa berinterkasi dengan penonton. Selain itu stasiun TV haruslah menyajikan tayangan yang mendidik namun tidak membosankan. Serta memberika informasi secara tepat, cepat dan benar.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Lady Gaga, Salman Khan