Minggu, 19 Desember 2010

Pemanfaatan Paket Multimedia Dalam Sistem Pembelajaran Jarak Jauh: Pengalaman Universitas Terbuka

Pemanfaatan Paket Multimedia Dalam Sistem Pembelajaran Jarak Jauh: Pengalaman Universitas Terbuka

Sistem Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh, khususnya pada jenjang Perguruan Tinggi memperhatikan hal-hal berikut untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas:
  1. kurikulum yang ramping efisien dan efektif, yaitu dengan tujuan kurukuler yang sesuai dengan kebutuhan stakeholders.
  2. system pendidikan yang multi entri dan multi exit
  3. system pendidikan sepanjang hayat.
  4. tutorial yang inheren
  5. system alih kredit yang adil dan sistematis
  6. system evaluasi yang berkualitas
  7. system komunikasi dan informasi yang intergratif
  8. penerapan teknologi komunikasi informasi yang canggih dalam pembelajaran

            Universitas terbuka atau UT merupakan institusi pendidikan tinggi yang ,menerapkan pendidikan terbuka dan jarak jauh. Pada awal berdirinya, UT menggunakan media cetak sebagai media utama. Pada perkembangannya UT menyadari perlunya dikembangkan bahan ajar yang memungkinkan intensitas interaksi yang lebih tinggi antara mahasiswa dan bahan ajar.
              Penyelenggaraan pendidikan dengan sistem jarak jauh (PJJ) tidak dapat dilepaskan dari peran media. Keagan 1991 menekannkan pentingnya penggunaan media dalam PJJ sebagai konsekuensi dari adanya keterpisahan antara sumber belajar dan peserta belajar.
            Pengertian dan jenis media

Media adalah alat komunikasi yang digunakan untuk membawa informasi yang dimaksudkan untuk pembelajaran  ( Heinich,dkk., 1996 ). Dalam sebuah penyelenggaraan system PTJJ, media merupakan sebuah prasyarat yang diperlukan untuk menjembatani keterpisahan antara pengajar dan perserta didik.

Jenis media dalam Pembelajaran Terbuka Jarak Jauh terdapat 2 bentuk , yaitu
v  Media Cetak
v Media non Cetak

Media Cetak

     Media cetak sebagai media yang relatif ekonomis dan mudah dijangkau mahasiswa diasumsikan sebagi media yang tidak mempunyai kemampuan untuk berinteraksi langsung dengan pesrta ajar. Pada kenyataannya media cetak dapat dikembangkan menjadi media yang interaktif. Interaksi tersebuukan sesuatu yang bert dapat berbentuk pertanyaan beserta latihan,  umpan balik, atau meminta peserata ajar untuk melakukan sesuatu yang berkaitan dengan materi

     Sampai saat ini, Media yang sering digunakan di UT adalah media cetak. Materi ajar dikemas dalam bentuk Buku Materi Pokok ( BMP ).
BMP dan modul didesain dengan memperhatiakan kebutuhan peserta ajar untuk berinteraksi dengan materi ajar. Pemanfaatan system modular mempunyai makna bahwa materi ajar dapat dipelajari bagian per bagian secara runtut dan berkesinambungan.  Secara lebih rinci Megger ( 1995 ) mengungkapkan beberapa komponen penting dalam bahan ajar yang mengguanakan system modular . Komponen tersebut antara lain :
1.      Deskripsi materi ajar secara menyeluruh ( program picture )
2.      Tujuan pembelajar yang akan dicapai (objektif)
3.      Manfaat dan relevansi materi ajar ( relevance )
4.      Contoh kompetensi yang akan dimiliki setelah mempelajari modul ( demo )
5.      materi ajar ( instruction )
6.      Umpan balik ( feedback )
7.      Cara untuk menguji keterampilan yang telah dipelajari.

            Dengan kemampuan berpenampilan demikian, maka wajarlah media cetak mampu berperan sebagai media yang paling banyak digunakan serta mampu mempertahankan peranannya dalam PTJJ. Maka modul disusun dalam systematika sebagai berikut.

  1. Halaman sampul ( cover page )
  2. Halaman Perancis
  3. Daftar isi
  4. Tinjauan Mata Kuliah
  5. Modul1
1.      Pendahuluan
2.      Kegiatan Belajar 1
    1. Topik
    2. Latihan dan Petunjuk jawaban Latihan
    3. Rangkuman
    4. Tes Formatif dan Feed back

3.      Kegiatan Belajar 2 dst

  1. Kunci tes formatif
  2. Daftar Rujukan
  3. Modul 2 dst




Penjelasan singkat fungsi bagian-bagian dalam sistematis tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Halaman Sampul ( Cover Page )

Halaman sampul memuat informasi kode mata kuliah, jumlah sks untuk mata kuliah tersebut dan jumlah modul dalam BMP tersebut, diikuti oleh nama mata kuliah dan penulis serta tahun vetak BMP.

  1. Halaman Perancis

Pada halaman ini tercantum pemegang hak cipta, riwayat percetakan modul, dan KDT (  Katalog Dalam Terbitan). BMP pada perpustakaan UT

  1. Daftar  Isi

Pada daftar isi, dapat dijumpai urutan materi yang ada dalam BMP disertai halaman dimana mahasiswa dapt menemukan materi tersebut

  1. Tinjauan Mata Kuliah

Tinjauan Mata Kuliah memberikan gambaran keseluruhan materi secara sepintas. Pada umumnnya Tinjauan Mata Kuliah berisi deskripsi singkat mata kuliah, kegunaan mata kuliah , bagi mahasiswa susunan materi ( dari awal sampai akhir ). Serta petunjuk bagi mahasiswa untuk mempelajari BMP tersebut.

  1. Modul 1

Setiap modul terdiri dari Pendahuluan, beberapa kegiatan belajar ( tergantung topic yang dibahas ), jawaban Tes Formatif dan Daftar Rujukan . Secara umum satu modul membahs satu sampai tiga topic.

  1. Pendahuluan

Bagian Pendahuluan berisi deskripsi singkat dari topic yang akan dibahas dalam modul, relevansi topic dengan mata kuliah, dan tujuan instructional yang ditargetkan untuk dicapai oleh mahasiswa. Bagian pendahuluan ini dapat dikatakan versi mini dari tinjauan mata kuliah, bedannya ruang lingkup Pendahuluan hanya mencakup sebagian kecil dari ruang lingkup tinjauan mata kuliah.

  1. Kegiatan Belajar

Dalam satu Kegiatan Belajar, mahasiswa akan mendapatkan penjelasan tentang materi yang dilengkapi Latihan, Rangkuman, dan Tes Formatif.



  1. Kunci Tes Formatif

Berisi jawaban tes formatif yang dilengkapi dengan penjelasan untuk membantu mahasiswa memahami jawaban yang benar adalah jawaban tertentu.




  1. Daftar Rujukan

Daftar rujukan memuat buku dan sumber lain yang digunakan dalam menulis modul yang disusun secara alfabetis




Media Non Cetak
            Secara umum, media non cetak dapat dikelompokkan ke dalam audio,video, dan Komputer.Berikut ini penjelasan mengenai ketiga ragam media non cetak :

1.         Audio

Dalam hampir semua proses pendidikan, jenis suara yang paling banyak digunakan adalah suara manusia. Dubridge ( 1983 ) menyatakan bahwa suara manusia mempunyai kualitas tertentu yang tidak dimiliki oleh media cetak. Suara manusia mampu memberikan intonasi, tempo, volume, dan penekanan , yang kesemuanya sangat berarti alam proses pembelajaran. Keunggulan yang dimiliki oeh suara manusia ini mampu ditransfer melalui media audio yang dikenal sebagai media yang murah,dan mudah diakses. Dalam sistem pembelajaran jarak jauh, media audio dikategorikan dalam progam audio yang dapat dikemas dalam bentuk program audio kaset dan siaran radio. Walaupun keduannya memiliki kesamaan mulai dari perkembangan naskah sampai dengan produksinya, tetapi keduanya memiliki perbedaan yang jelas. Perbedaan dasar media audio audio kaset dengan media radio adalah dalam hal penggunaan serta fomat penyajian. Dari sisi penggunaanya pada program audio kaset, kendali terletak pada peseta didik. Mereka leluasa untuk menghidupkan, mematikan, mengulang dan mempercepat program yang mereka dengarkan sesuai keinginan mereka. Hal seperti ini tidak terjadi pada siaran radio, dimana peserta didik tidak memliki kendali. Walaupun dikenal sebagi media sederhana, keberadaan media audio kaset dalam sistem pembelajaran jarak jauh dinilai cukup efektif dan banyak disukai.
Menurut Rowntree tahun (1994), format penyajian audio kaset ini, secara garis besar dibedakan dalam 3 bentuk penyajian yaitu :
1.      Hanya mendengar
2.      Mendengar dan melihat
3.       Mendengar, melihat dan melakukan

Program audio kaset yang melibatkan fasilitas untuk melihat atau bahkan melakukan sesuatu mempunyai kekuatan pengajaran yang bersifat interaksi dan lebih mudah diikuti.
Radio merupakan media yang memiliki aksesibilitas tinggi. Radio digunakan karena 2 hal. Biaya produksi yang leboh murah dibandingkan dengan media lain dan kemampuannya dalam menjangkau daerah yang lebih luas dan terpencil.Variabel yang perlu diawspadai dalam penggunaan radio dalam media pembelajaran adalah sifat radio yang transistori, dimana materi ajar yang disiarkan melalui radio cepat berlalu dan mudah dilupakan. Dengan demikian, media radio lebih tepat digunakan untuk menyampaikan materi ajar yang bersifat umum auditif dan konkrit, sehingga lebih mudah diterima. Sementara itu kaset audio dapat dianfaatkan untuk meminimalkan keterbatasan radio.

2.Video
Materi yang dikemas dalam bentuk video ( moving pictures).Denagn atau tanpa suara dapat ditampilkan dalam televisi dan video kaset. Media video / televisi mampu menyajikan pengalaman pada peserta didik, misalnya :
1.      Mendemonstrasikan praktikum,eksperimen, materi pelajaran yang bersifat keterampilan,
2.      Menyediakan berbagai informasi berdasarkan sumber nyata ( real live resources)
3.      Menggantikan kegiatan field study.

3.      Media Komputer
Salah satu kelemahan penyelenggaraan sistem PTJJ adalah minimnya umpan balik yang dapat diperoleh peserta didik tentang proses atau hasil belajar yang telah mereka tempuh. Hal ini disebabkan interaksi langsung antara pengajar dan peserta didik relatif rendah.Potensi media komputer yang dapat dimanfaatkan untuk peningkatan efektifitas proses pembelajaran pada sistem PTJJ antara lain :
1.                  Memungkinkan terjadinya interksi langsung antara peseta didik dan materi pembelajaran.
2.                  Proses belajar dapat berklangsung secara individual sesuai denga kemampuan belajar peserta didik.
3.                  Mampu menampilkan unsur audio visual untuk meningkatkan minat belajar (multimedia).
4.                  Dapat memberikan umpan balik terhadap respon peserta didik denga segera.
5.                  Mampu menciptakan proses belajar berkesinambungan.

D. Paket Bahan Ajar multimedia
Seperti telah dijelaskan di muka . bahwa media cetak. Memiliki keunggulan untuk digunakan sebagai si]stem pembelajaran jarak jauh. Umumnya media cetak digunakan sebagai berisikan materi utama . sementara media lain berfungsi sebagai media yang menyampaikan materi penjelasan. Proses belajar interaktif dapat dirancang dengan mengkombinasikan dua jenis media yang secara fisik tidak dikenal sebagai media yang memiliki fungsi interaktif. Pada model listening and looking, peserta ajar diberi kesempatan untuk melihat dan atau membaca teks yang secara bersamaan mendengarkan audio kaset. Pada model listening, looking, doing, selain mendengar dan melihat, mahasiswa diperkaya dengan kesempatan untuk mengerjakan sesuatu. 

                                                Kesimpulan :
Belajar dapat dilakukan dimana saja.Pembelajaran tidak harus dilakukan secara tatap muka. Kendala jarak dan kendala waktu dapat diatasi dengan Sistem Pembelajaran Jarak Jauh.dan menggunakan media yang tepat.
                                                Referensi:
Dewi Padmo dkk ( editor ).Teknologi pembelajaran, peningkatan kualitas pembelajaran melaui Teknologi pembelajaran, Ciputat: Pusat Teknologi Komunikasikom dan Informasi Pendidikan

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Lady Gaga, Salman Khan