Jumat, 02 Mei 2014

Dunia yang dapat bercerita

Temukan dunia yang dapat bercerita di ocehanjuno.blogspot.com. Ayo ciptakan dunia yang dapat bercerita

Salam 

Juno

Selasa, 09 April 2013

Penelitian Meta Analisis


Zaman terus berkembang. Masalah yang di hadapi oleh manusia pun semakin beragam. Berbagai kajian dan penelitian terus dilakukan. Penelitian tersebut di lakukan untuk bisa menyelesaikan masalah – masalah beragam yang di hadapi oleh manusia. Namun, sering kali kita menemukan beberapa penelitian yang meneliti permasalahan yang sama. Penelitian yang menyoroti masalah yang sama terkadang menghasilkan kesimpulan yang sama, tapi tidak sedikit pula yang akhirnya menghasilkan kesimpulan yang berbeda dari penelitian yang sejenis. Ketidak konsistenan tersebutlah yang akhirnya mendorong timbulnya penelitian meta analisis. Apa itu penelitian meta analisis ? ingin tahu lebih jelas, silahkan baca artikel ini.

Pengertian

Di bawah ini merupakan beberapa pengertian Meta Analysis yang dikemukakan oleh ahli :
  •  Meta analisis merupakan analisis kuantitatif dan menggunakan sejumlah data yang cukup banyak serta menerapkan metode statistik dengan mempraktekkannya dalam mengorganisasikan sejumlah informasi yang berasal dari sampel besar yang fungsinya untuk melengkapi maksud-maksud lainnya (Glass, 1981).  Dengan kata lain, meta analisis adalah suatu bentuk penelitian kuantitatif yang menggunakan angka-angka dan metode  statistik dari beberapa hasil penelitian untuk mengorganisasikan dan menggali informasi sebanyak mungkin dari data yang diperoleh, sehingga mendekati kekomprehensifan dengan maksud-maksud lainnya. Salah satu syarat yang diperlukan dalam melakukan meta analisis adalah pengkajian terhadap hasil-hasil penelitian yang sejenis.
  • Soekamto (1988) mengatakan bahwa sifat meta analisis antara lain kuantitatif, dan memakai analisis statistik untuk memperoleh seri informasi yang berasal dari sejumlah data dari penelitian-penelitian sebelumnya.
  • Menurut Borg (1983) bahwa, meta analisis merupakan teknik pengembangan paling baru untuk menolong peneliti menemukan kekonsistenan atau ketidakkonsistenan dalam pengkajian hasil silang dari hasil penelitian.
  • Meta-analisis merupakan studi dengan cara menganalisis data yang berasal dari studi primer. Hasil analisis studi primer dipakai sebagai dasar untuk menerima atau mendukung hipotesis,  menolak/menggugurkan hipotesis yang diajukan oleh beberapa peneliti(Sugiyanto,2004).
  • Sutjipto (1995) bahwa meta-analisis adalah salah satu upaya untuk merangkum berbagai hasil penelitian secara kuantitatif. Dengan kata lain,  meta-analisis sebagai suatu teknik ditujukan untuk menganalisis kembali hasil-hasil penelitian yang diolah secara statistik berdasarkan pengumpulan data primer. Hal ini dilakukan untuk mengkaji keajegan atau ketidakjegan hasil penelitian yang disebabkan semakin banyaknya replikasi atau verifikasi penelitian,yang sering kali justru memperbesar terjadinya variasi hasil penelitian.
Dari beberapa pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa penelitian meta analisis adalah sebuah penelitian yang merangkum berbagai hasil penelitian secara kuantitatif. Dengan kata lain,  meta-analisis berfungsi untuk menganalisis kembali hasil-hasil penelitian yang diolah secara statistik berdasarkan pengumpulan data primer. Hal ini dilakukan untuk mengkaji kekonsistenan atau ketidakkonsistenan hasil penelitian yang disebabkan semakin banyaknya replikasi atau verifikasi penelitian yang sering kali justru memperbesar terjadinya variasi hasil penelitian.

Tujuan Meta Analisis
Beberapa tujuan di adakannya penelitian Meta Analisis adalah sebagai berikut :
  • Untuk memperoleh estimasi effect size, yaitu kekuatan hubungan ataupun besarnya   perbedaan antar variabel.

  • Melakukan inferensi dari data dalam sampel ke populasi (estimasi atau uji hipotesis)
  • Melakukan kontrol terhadap variabel yang potensial bersifat sebagai perancu (confounder) agar tidak mengganggu kemaknaan statistik dari hubungan atau perbedaan.
 
Jenis-jenis Meta-Analisis
           
Beberapa jenis penelitian meta analisis, antara lain :

Analysis of Moderator Effects

Berikut ini adalah Metode umum dalam Detecting / Assessing Moderator Effects :
  • Graphing – OLS regression
  • Q Stastistics (chi-square test) – WLS regression
  • Variance analysis – Partition test 
  • Outlier test 
Mediator Assessment Methods
 
Merupakan teknik yang penting dalam metode meta-analysis yang berfungsi untuk meng-address hubungan struktural, menganalisa apakah korelasi matriks dari populasi umum mendasari sebuah himpunan dari hasil empiris yang didapatkan. Ada dua alternatif pendekatan untuk mempelajari mediator effect, yaitu :
  • Mengkombinasi dan menganalisa korelasi pengembangan meta-analysis. 
  • Studi koefisien secara langsung dari kepentingan sebagai effect size.

Meta-analisis Kumulatif
 
Salah satu bentuk meta-analisis yang relatif baru adalah apa yang disebut meta-analisis kumulatif. Pada teknik ini hasil meta-analisis tidak dinyatakan dalam simpulan akhir, namun dibiarkan `terbuka', menunggu evidence lain dari penelitian serupa yang memenuhi kriteria. Data baru tersebut dimasukkan ke dalam metaanalisis, dan dihitung rasio odds-nya; demikian seterusnya setiap kali ada publikasi terbaru dan memenuhi kriteria pemilihan, data yang tersedia dimasukkan ke dalam meta-analisis. Teknik ini biasanya dipergunakan untuk studi meta-analisis terhadap suatu topik yang tidak banyak dilaporkan dalam literatur.

Metode

Penelitian meta analisis merupakan penelitian yang menggunakan data sekunder berupa data-data dari hasil penelitian sebelumnya  Dengan demikian penelitian ini dapat disebut sebagai penelitian yang bersifat ex post facto yang berbentuk survey dan analisis kepustakaan terhadap penelitian-penelitian yang telah dilakukan.

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk melaksanakan suatu meta analisis:
1) Glass (1981) = fokus pada deteksi dari moderator variabel.
2) Hedges dan Olkin (1985) = memakai teknik weighted least squares
3) Rosenthal dan Rubin (1991) = sama seperti Hedges-Olkin, bedanya hanya pada test signifikansi untuk mengkombinasikan effect size
4) Hunter dan Schmidt (1990) = metode ini berusaha mengkoreksi error potensial sebelum meta-analysis mengintegrasikan effect study antar studi.

Tehnik Hunter dan Schmidt lebih sering digunakan karena teknik ini dianggap oleh para peneliti sebagai teknik yang  paling lengkap, karena selain dapat dipergunakan untuk mengkaji effect size, teknik Hunter Schimidt dapat juga dipergunakan untuk mengkoreksi kesalahan sebagai akibat error of measurement, maupun man made error (artifact) yang lain.

Dalam upaya melakukan sintesa dari beberapa penelitian, terlebih dahulu dilakukan koreksi terhadap artefak atau ketidaksempurnaan penelitian (Sugiyanto,2004). Hunter & Schmidt (1990) menyebutkan sedikitnya ada 11 artefak yaitu:

1.  Kesalahan pengambilan sampel
2.  Kesalahan pengukuran pada variabel dependen
3.  Kesalahan pengukuran pada variabel independent
4.  Dikotomi variabel dependen
5.  Dikotomi variabel independent
6.  Variasi rentangan dalam variabel independent
7.  Artefak atrisi
8.  Ketidaksempurnaan validitas konstruk pada variabel dependen
9.  Ketidaksempurnaan validitas konstruk pada variabel independen
10.Kesalahan pelaporan atau transkripsi
11.Varians yang disebabkan oleh faktor luar.

Hunter, J.E., & Schmidt, F.L. (1990) mengemukakan langkah – langkah / metode analisis korelasi meta-analisis dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a.  Transformasi harga F ke dalam t, d, dan r
b.  Bare Bone Meta Analysis: Koreksi Kesalahan sampel
   1). Menghitung mean korelasi populasi
   2). Menghitung varians rxy  
   3). Menghitung varians kesalahan pengambilan sampel
   4). Dampak pengambilan sampel
c.   Artefak yang lain: Koreksi Kesalahan Pengukuran
  1). Menghitung mean gabungan
  2). Menghitung korelasi populasi yang dikoreksi oleh kesalahan pengukuran
  3). Interval kepercayaan
  4). Dampak variasi reliabilitas

Kesimpulan
  • Meta analisis adalah sebuah penelitian yang merangkum berbagai hasil penelitian secara kuantitatif. Dengan kata lain,  meta-analisis berfungsi untuk menganalisis kembali hasil-hasil penelitian yang diolah secara statistik berdasarkan pengumpulan data primer. Hal ini dilakukan untuk mengkaji kekonsistenan atau ketidakkonsistenan hasil penelitian yang disebabkan semakin banyaknya replikasi atau verifikasi penelitian yang sering kali justru memperbesar terjadinya variasi hasil penelitian.
  • Tujuan meta analisis : Untuk memperoleh estimasi effect size, melakukan inferensi dari data dalam sampel ke populasi (estimasi atau uji hipotesis), melakukan kontrol terhadap variabel yang potensial bersifat sebagai perancu (confounder) agar tidak mengganggu kemaknaan statistik dari hubungan atau perbedaan.
  • Beberapa jenis penelitian meta analisis, antara lain : Analysis of Moderator Effects, Mediator Assessment MethodsMeta-analisis Kumulatif.
  • Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk melaksanakan suatu meta analisis:
  1. Glass (1981) = fokus pada deteksi dari moderator variabel. 
  2. Hedges dan Olkin (1985) = memakai teknik weighted least squares 
  3. Rosenthal dan Rubin (1991) = sama seperti Hedges-Olkin, bedanya hanya pada test signifikansi untuk mengkombinasikan effect size 
  4. Hunter dan Schmidt (1990) = bedanya dengan yang lain adalah metode ini berusaha mengkoreksi error potensial sebelum meta-analysis mengintegrasikan effect study antar studi.
Referensi
http://ocw.usu.ac.id/course/download/1110000121-special-senses-system/sss155_slide_meta_analisis.pdf di unduh pada hari Minggu, 7 April 2013 pukul 17:00

http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2010/05/meta_analisis.pdf di unduh pada hari Minggu, 7 April 2013 pukul 17:30

http://cobaberbagi.wordpress.com/2010/02/15/meta-analisis/ di unduh pada hari Minggu, 7 April 2013 pukul pukul 18:00

http://syehaceh.wordpress.com/2008/05/15/konsep-meta-analysis/ di unduh pada hari Minggu, 7 April 2013 18:20



Selasa, 09 Oktober 2012

Kesimpulan Artikel dan Hasil Wawancara


Dari hasil membaca artikel kami menyimpulkan bahwa buku teks yang berkualitas harus memenuhi beberapa kategori. Kategori tersebut sebagai berikut.

  1. Menarik minat peserta didik yang mempergunakannya.
  2. Mampu memberikan motivasi kepada para peserta didik yang memakainya.
  3. Memuat ilustrasi yang menarik.
  4. Mempertimbangkan aspek-aspek linguistik sehingga sesuai dengan kemampuan para peserta didik yang memakainya.
  5. Dapat menstimuli, merangsang aktivitas-aktivitas pribadi para peserta didik yang mempergunakannya.
  6. Sadar dan tegas menghindar dari konsep-konsep yang samar-samar dan tidak biasa, agar tidak membuat bingung peserta didik yang memakainya.
  7. Buku teks haruslah mampu memberi pemantapan, penekanan pada nilai-nilai anak dan orang dewasa.
  8. Buku teks haruslah dapat menghargai perbedaan-perbedaan pribadi para pemakainya.

Selain itu ada tiga bagian pokok dalam sebuah buku, yaitu :

  • Bagian awal berisi Halaman cover, Halaman judul , Daftar isi, Daftar lain seperti : daftar gambar, daftar table, daftar lampiran.
  • Bagian isi / penyajian materi berisi unsur – unsur sebagai berikut : tujuan pembelajaran, penahapan pembelajaran, menarik minat dan perhatian siswa, kemudahan dipahami, keaktifan siswa, hubungan bahan, norma, dan latihan dan soal.
  • Bagian akhir Pada bagian akhir dari suatu buku biasanya berisi antara lain : lampiran, Glosarium (jika ada), Kepustakaan, Indeks. 




Selain dari hasil membaca artikel, kami juga mendapatkan informasi tentang penulisan buku teks pelajaran, melalui hasil wawancara kami dengan Prof. Dr. Yusufhadi Miarso, M.Sc. Buku menurut  beliau, merupakan bahan cetakan yang terdiri dari beberapa halaman dan dikemas, Tujuan Prof. Yusuf dalam menulis buku “Menyemai Benih Teknologi Pendidikan” ini untuk menyebarluaskan  gagasan mengenai Teknologi Pendidikan. Buku “Menyemai Benih Teknologi Pendidikan” di susun dari 600 hasil tulisan beliau lalu di pilih dan di sesuai hingga akhirnya menjadi sebuah buku. Dalam menulis sebuah buku, beliau mengalami beberapa kesulitan antara lain :
  • Minat baca masyarakat masih rendah, sehingga sulit membuat buku yang menarik bagi masyarakat. Masyarakat lebih tertarik pada buku yang berjenis novel dan biografi dari pada buku teks pelajaran apalagi yang berhubungan dengan pendidikan.
  • Masih kurangnya peran serta pemerintah. Beliau menilai peran serta pemerintah untuk mendukung para penulis buku khususnya untuk tingkat universitas masih kurang.
  • Penerbit lebih tertarik untuk menerjemahkan buku teks asing ke dalam bahasa Indonesia. Daripada menerbitkan hasil tulisan penulis dalam negeri. 

 
Pada saat wawancara kami kurang menggali secara mendalam bagaimana buku “Menyemai Benih Teknologi Pendidikan” menjadi sebuah buku teks pelajaran di beberapa mata kuliah yang beliau ajarkan. Namun, menurut kami buku “Menyemai Benih Teknologi Pendidikan” dapat pula masuk ke dalam kategori buku pengayaan. Sebab, kami tidak menemukan latihan soal di dalam buku tersebut seperti buku teks pelajaran pada umumnya.

Tim Penyusun : Abu Bakar Shodik, Mas Wahono H, Mia Komala
Sumber :
http://masnur-muslich.blogspot.com/2008/10/hakikat-dan-fungsi-buku-teks.html

Hasil wawancara dengan Prof.Dr. Yusufhadi Miarso, M.Sc 



Rabu, 03 Oktober 2012

Wawancara eksklusif dengan Prof. Dr. Yusufhadi Miarso, M.Sc

Hari Senin yang lalu tepatnya tanggal 1 Oktober, Alhamdulillah kami sekelompok mendapat kesempatan untuk mewawancarai Bapak Teknologi Pendidikan kita yaitu Bapak Prof.Yusuf Hadi Miarso, M.Sc., berbincang-bincang mengenai pengalaman beliau dalam menulis buku “Menyemai Benih Teknologi Pendidikan” yang menjadi Buku rujukan mahasiswa dalam berbagai macam mata kuliah seperti Pengantar Teknologi Pendidikan juga Landasan Teknologi Pendidikan. Professor sendiri meskipun sekarang sudah pensiun tetapi masih tetap diminta mengajar di berbagai universitas salah satunya di universitas negeri Jakarta. 

Adapun hasil wawancara kami sebagai berikut:

Definisi buku menurut professor itu sendiri merupakan bahan cetakan yang terdiri dari beberapa halaman dan dikemas, Tujuan prof. Yusuf untuk menulis buku “Menyemai Benih Teknologi Pendidikan” ini untuk memperluaskan gagasan mengenai apa itu Teknologi Pendidikan, seperti yang kita ketahui banyak orang yang tidak mengetahui apa itu teknologi pendidikan dan apa sebenarnya teknologi pendidikan itu sendiri. Jika pertanyaan ini ditanyakan kepada mahasiswa TP itu sendiri belum tentu pertanyaan ini akan dijawab secara lantang dan jelas.

Buku Menyemai benih ini sebenarnya merupakan buku ke 3 dari 11 buku yang ditulis prof dan diterbitkan sampai bisa dibeli di pasaran. Buku menyemai benih ini merupakan kumpulan dari makalah-makalah hasil tulisan beliau dari 600 makalah lalu ia pilih sesuai kategori yang akan dimasukkan kedalam konten buku.
Diusianya kini mungkin prof. Yusuf sangat produktif masih menulis, menerjemahkan buku, sampai menjadi seorang editor buku. Mungkin karena kecintaan beliau untuk membaca dirumahnya sendiri sangat banyak buku-buku ketika kami mendatangi kediaman beliau pun beliau baru saja pulang dari sebuah toko buku. Sekarang ini beliau sedang menyiapkan satu teks untuk buku Kepala Jurusan kita yaitu Ibu Dewi Salma Prawiradilaga, M.Sc.

Kesulitan-kesulitan yang ia temukan pada saat menulis buku sebenarnya pada saat diberikan kepada penerbit, pertanyaan yang ditanyakan oleh penerbit adalah pasar dan pembeli. Para penerbit tentunya tidak ingin sembarangan menerbitkan buku jika bukunya sedikit peminatnya hal tersebut akan membuat mereka rugi, untung saja ketika menerbitkan buku ini prof. Yusuf diberikan bantuan dana dari USAID dan bekerja sama dengan sebuah institusi yaitu pustekkom.


Buku yang laris saat ini cenderung tentang tokoh, biografi disamping novel. Ya itu tadi karena permintaan pasar buku-buku tersebut sangat banyak peminatnya. Contohnya saja ada buku tentang satu tokoh tetapi ada sampai tujuh versi pengarang berarti kenapa buku ini banyak versinya karena buku mengenai tokoh tersebut banyak dicari.

Para penerbit sekarang kebanyakan tidak percaya dengan penulis-penulis yang menulis buku mereka sendiri, mereka lebih berminat untuk menerbitkan buku terjemahan atau buku saduran, makanya lebih mudah untuk menerjamahkan buku ungkap prof. Tetapi dalam menerjemahkan buku ini para penerbit pun tidak berani untuk menerbitkan buku jika tidak ada ijin atau hak cipta  foto karena penerbit takut jika buku terbitannya sampai memiliki permasalahan dalam hak cipta.

Kenapa Buku Teknologi pendidikan masih sedikit pasarannya dibandingkan dengan  jurusan PAUD dan Manajemen Pendidikan? karena di Indonesia jurusan Teknologi Pendidikan di Perguruan tinggi masih sedikit, berbeda halnya dengan jurusan PAUD atau MP. Buku PAUD dan MP jika dibandingkan dengan buku Teknologi Pendidikan kita sudah jauh tertinggal. Anak TPnya pun jarang membeli buku.

Karena Budaya membaca di Indonesia masih belum berkembang, sekarang dengan kemajuan teknologi mahasiswa dapat mengakses internet, mahasiswa lebih memilih mengerjakan tugas bergantung kepada internet bukan lagi buku. Dan sekarang adapula program paper less dengan banyaknya e-book atau electronic book ini beliau berpikir dengan adanya buku saja orang-orang jarang membaca apalagi dengan adanya program tersebut. Tidak akan semua orang bisa mengakses dan memanfaatkan e-book tersebut.

Pemerintah kita kurang mendukung bahkan tidak sama sekali mendukung mereka hanya memfokuskan diri terhadap buku-buku sekolah saja beda dengan Negara-negara di Asia seperti Jepang, India dan  Malaysia. Jika ada buku baru yang terbit di luar sana seminggu sampai dua minggu kemudian mereka telah menerbitkan buku-buku tersebut sesuai dengan versi negaranya.

Tentu saja adanya kesenjangan antara penulis buku pelajaran untuk sekolah dengan buku untuk perkuliahan. Masih banyak yang belum mengetahui bahwa buku mengenai pembelajaran dan keterampilan guru itu adalah kawasan TP meskipun tidak secara jelas disebutkan merupakan teknologi pendidikan.
Dalam sistematika penulisan buku ajar “Menyemai Benih Teknologi Pendidikan” ini  juga mengikuti standar penulisan sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan BSNP dan kementrian pendidikan. Dan mengikuti kurikulum Teknologi Pendidikan meskipun dalam bukunya belum di revisi lagi pengertian Teknologi Pendidikan tahun 2004 (menjadi pengertian versi terbaru) Pada buku Menyemai Benih Teknologi Pendidikan ini terdiri dari Terdapat kata pengantar, daftar isi, pendahuluan, isi, daftar pustaka dan tentang penulis.

Professor tentunya mengharapkan agar para mahasiswa TP UNJ jangan kalah dengan motivasi belajar dari teknologi pendidikan di universitas lain, mahasiswa TP UNJ dapat memanfaatkan dan menjadikan buku Menyemai Benih sebagai landasan kita untuk memahami apa itu Teknologi Pendidikan.
Dalam bukunya prof. menuliskan, “Jika belajar adalah seumur hidup, maka membelajarkan pun harus seumur hidup”. Beliau berpendapat bahwa membelajarkan orang lain adalah sebuah kewajiban dan ibadah. Jadi, di harapkan dengan adanya buku “Menyemai Benih Teknologi Pendidikan” gagasannya tentang teknologi pendidikan dapat tersebar dan menjadi sumber belajar bagi orang lain.

tim penyusun : Abu bakar shodiq, mia komala, mas wahono h.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Lady Gaga, Salman Khan