Zaman terus berkembang. Masalah yang di hadapi oleh manusia pun
semakin beragam. Berbagai kajian dan penelitian terus dilakukan. Penelitian
tersebut di lakukan untuk bisa menyelesaikan masalah – masalah beragam yang di
hadapi oleh manusia. Namun, sering kali kita menemukan beberapa penelitian yang
meneliti permasalahan yang sama. Penelitian yang menyoroti masalah yang sama
terkadang menghasilkan kesimpulan yang sama, tapi tidak sedikit pula yang
akhirnya menghasilkan kesimpulan yang berbeda dari penelitian yang sejenis. Ketidak
konsistenan tersebutlah yang akhirnya mendorong timbulnya penelitian meta
analisis. Apa itu penelitian meta analisis ? ingin tahu lebih jelas, silahkan
baca artikel ini.
Pengertian
Di bawah ini merupakan beberapa pengertian Meta Analysis yang dikemukakan
oleh ahli :
- Meta analisis merupakan analisis kuantitatif dan menggunakan sejumlah data
yang cukup banyak serta menerapkan metode statistik dengan mempraktekkannya
dalam mengorganisasikan sejumlah informasi yang berasal dari sampel besar yang
fungsinya untuk melengkapi maksud-maksud lainnya (Glass, 1981). Dengan
kata lain, meta analisis adalah suatu bentuk penelitian kuantitatif yang
menggunakan angka-angka dan metode statistik dari beberapa hasil
penelitian untuk mengorganisasikan dan menggali informasi sebanyak mungkin dari
data yang diperoleh, sehingga mendekati kekomprehensifan dengan maksud-maksud
lainnya. Salah satu syarat yang diperlukan dalam melakukan meta analisis adalah
pengkajian terhadap hasil-hasil penelitian yang sejenis.
- Soekamto (1988) mengatakan bahwa sifat meta analisis antara lain
kuantitatif, dan memakai analisis statistik untuk memperoleh seri informasi
yang berasal dari sejumlah data dari penelitian-penelitian sebelumnya.
- Menurut Borg (1983) bahwa, meta analisis merupakan teknik pengembangan
paling baru untuk menolong peneliti menemukan kekonsistenan atau
ketidakkonsistenan dalam pengkajian hasil silang dari hasil penelitian.
-
Meta-analisis
merupakan studi dengan cara menganalisis data yang berasal dari studi primer.
Hasil analisis studi primer dipakai sebagai dasar untuk menerima atau mendukung
hipotesis, menolak/menggugurkan hipotesis yang diajukan oleh beberapa
peneliti(Sugiyanto,2004).
- Sutjipto
(1995) bahwa meta-analisis adalah salah satu upaya untuk merangkum berbagai
hasil penelitian secara kuantitatif. Dengan kata lain, meta-analisis
sebagai suatu teknik ditujukan untuk menganalisis kembali hasil-hasil
penelitian yang diolah secara statistik berdasarkan pengumpulan data primer.
Hal ini dilakukan untuk mengkaji keajegan atau ketidakjegan hasil penelitian
yang disebabkan semakin banyaknya replikasi atau verifikasi penelitian,yang
sering kali justru memperbesar terjadinya variasi hasil penelitian.
Dari beberapa pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa
penelitian meta analisis adalah sebuah penelitian yang merangkum
berbagai hasil penelitian secara kuantitatif. Dengan kata lain,
meta-analisis berfungsi untuk menganalisis kembali hasil-hasil penelitian yang
diolah secara statistik berdasarkan pengumpulan data primer. Hal ini dilakukan
untuk mengkaji kekonsistenan atau ketidakkonsistenan hasil penelitian yang
disebabkan semakin banyaknya replikasi atau verifikasi penelitian yang sering
kali justru memperbesar terjadinya variasi hasil penelitian.
Tujuan Meta Analisis
Beberapa tujuan di adakannya penelitian Meta
Analisis adalah sebagai berikut :
- Untuk memperoleh
estimasi effect size, yaitu kekuatan hubungan ataupun besarnya perbedaan antar
variabel.
- Melakukan
inferensi dari data dalam sampel ke populasi (estimasi atau uji hipotesis)
- Melakukan
kontrol terhadap variabel yang potensial bersifat sebagai perancu (confounder)
agar tidak mengganggu kemaknaan statistik dari hubungan atau perbedaan.
Jenis-jenis Meta-Analisis
Beberapa jenis penelitian meta analisis, antara lain :
Analysis of Moderator Effects
Berikut ini adalah Metode umum dalam
Detecting / Assessing Moderator Effects :
- Graphing – OLS regression
- Q Stastistics (chi-square test) –
WLS regression
- Variance analysis – Partition test
- Outlier test
Mediator Assessment
Methods
Merupakan
teknik yang penting dalam metode meta-analysis yang berfungsi untuk meng-address
hubungan struktural, menganalisa apakah korelasi matriks dari populasi umum
mendasari sebuah himpunan dari hasil empiris yang didapatkan. Ada dua
alternatif pendekatan untuk mempelajari mediator effect, yaitu :
- Mengkombinasi dan menganalisa korelasi
pengembangan meta-analysis.
- Studi koefisien secara langsung dari
kepentingan sebagai effect size.
Meta-analisis Kumulatif
Salah satu bentuk meta-analisis yang
relatif baru adalah apa yang disebut meta-analisis kumulatif. Pada teknik ini
hasil meta-analisis tidak dinyatakan dalam simpulan akhir, namun dibiarkan
`terbuka', menunggu evidence lain dari penelitian serupa yang memenuhi
kriteria. Data baru tersebut dimasukkan ke dalam metaanalisis, dan dihitung
rasio odds-nya; demikian seterusnya setiap kali ada publikasi terbaru dan
memenuhi kriteria pemilihan, data yang tersedia dimasukkan ke dalam
meta-analisis. Teknik ini biasanya dipergunakan untuk studi meta-analisis
terhadap suatu topik yang tidak banyak dilaporkan dalam literatur.
Metode
Penelitian meta analisis merupakan
penelitian yang menggunakan data sekunder berupa data-data dari hasil
penelitian sebelumnya Dengan demikian penelitian ini dapat disebut
sebagai penelitian yang bersifat ex post facto yang berbentuk survey dan
analisis kepustakaan terhadap penelitian-penelitian yang telah dilakukan.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk
melaksanakan suatu meta analisis:
1) Glass (1981) = fokus pada deteksi dari
moderator variabel.
2) Hedges dan Olkin (1985) = memakai
teknik weighted least squares
3) Rosenthal dan Rubin (1991) = sama
seperti Hedges-Olkin, bedanya hanya pada test signifikansi untuk
mengkombinasikan effect size
4) Hunter dan Schmidt (1990) = metode ini berusaha mengkoreksi error
potensial sebelum meta-analysis mengintegrasikan effect study antar studi.
Tehnik Hunter dan Schmidt lebih sering
digunakan karena teknik ini dianggap oleh para peneliti sebagai teknik
yang paling lengkap, karena selain dapat dipergunakan untuk mengkaji
effect size, teknik Hunter Schimidt dapat juga dipergunakan untuk mengkoreksi
kesalahan sebagai akibat error of measurement, maupun man made error (artifact)
yang lain.
Dalam upaya melakukan sintesa dari beberapa
penelitian, terlebih dahulu dilakukan koreksi terhadap artefak atau
ketidaksempurnaan penelitian (Sugiyanto,2004). Hunter & Schmidt (1990)
menyebutkan sedikitnya ada 11 artefak yaitu:
1. Kesalahan pengambilan sampel
2. Kesalahan pengukuran pada variabel dependen
3. Kesalahan pengukuran pada variabel
independent
4. Dikotomi variabel dependen
5. Dikotomi variabel independent
6. Variasi rentangan dalam variabel independent
7. Artefak atrisi
8. Ketidaksempurnaan validitas konstruk pada
variabel dependen
9. Ketidaksempurnaan validitas konstruk pada
variabel independen
10.Kesalahan pelaporan atau transkripsi
11.Varians yang disebabkan oleh faktor luar.
Hunter, J.E., & Schmidt, F.L. (1990) mengemukakan
langkah – langkah / metode analisis korelasi meta-analisis dapat dilakukan
dengan cara sebagai berikut:
a. Transformasi harga F ke dalam t, d, dan r
b. Bare Bone Meta Analysis: Koreksi Kesalahan
sampel
1). Menghitung mean korelasi populasi
2). Menghitung
varians rxy
3). Menghitung
varians kesalahan pengambilan sampel
4). Dampak pengambilan sampel
c. Artefak yang lain: Koreksi Kesalahan
Pengukuran
1). Menghitung mean gabungan
2). Menghitung korelasi populasi yang dikoreksi
oleh kesalahan pengukuran
3). Interval kepercayaan
4). Dampak variasi reliabilitas
Kesimpulan
- Meta analisis adalah sebuah penelitian yang merangkum
berbagai hasil penelitian secara kuantitatif. Dengan kata lain,
meta-analisis berfungsi untuk menganalisis kembali hasil-hasil penelitian yang
diolah secara statistik berdasarkan pengumpulan data primer. Hal ini dilakukan
untuk mengkaji kekonsistenan atau ketidakkonsistenan hasil penelitian yang
disebabkan semakin banyaknya replikasi atau verifikasi penelitian yang sering
kali justru memperbesar terjadinya variasi hasil penelitian.
- Tujuan meta
analisis : Untuk memperoleh
estimasi effect size, melakukan inferensi dari data dalam sampel ke populasi (estimasi
atau uji hipotesis), melakukan kontrol terhadap variabel yang potensial
bersifat sebagai perancu (confounder) agar tidak mengganggu kemaknaan statistik
dari hubungan atau perbedaan.
- Beberapa
jenis penelitian meta analisis, antara lain : Analysis of Moderator Effects,
Mediator Assessment Methods, Meta-analisis
Kumulatif.
- Ada beberapa
cara yang dapat dilakukan untuk melaksanakan suatu meta analisis:
- Glass (1981) = fokus pada deteksi dari moderator variabel.
- Hedges dan Olkin (1985) = memakai teknik weighted least squares
- Rosenthal dan Rubin (1991) = sama seperti Hedges-Olkin, bedanya hanya
pada test signifikansi untuk mengkombinasikan effect size
- Hunter dan Schmidt
(1990) = bedanya dengan yang lain adalah metode ini berusaha mengkoreksi error
potensial sebelum meta-analysis mengintegrasikan effect study antar studi.
Referensi
http://ocw.usu.ac.id/course/download/1110000121-special-senses-system/sss155_slide_meta_analisis.pdf
di unduh pada hari Minggu, 7 April 2013 pukul 17:00
http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2010/05/meta_analisis.pdf
di unduh pada hari Minggu, 7 April 2013 pukul 17:30
http://cobaberbagi.wordpress.com/2010/02/15/meta-analisis/
di unduh pada hari Minggu, 7 April 2013 pukul pukul 18:00
http://syehaceh.wordpress.com/2008/05/15/konsep-meta-analysis/
di unduh pada hari Minggu, 7 April 2013 18:20