Selasa, 09 April 2013

Penelitian Meta Analisis


Zaman terus berkembang. Masalah yang di hadapi oleh manusia pun semakin beragam. Berbagai kajian dan penelitian terus dilakukan. Penelitian tersebut di lakukan untuk bisa menyelesaikan masalah – masalah beragam yang di hadapi oleh manusia. Namun, sering kali kita menemukan beberapa penelitian yang meneliti permasalahan yang sama. Penelitian yang menyoroti masalah yang sama terkadang menghasilkan kesimpulan yang sama, tapi tidak sedikit pula yang akhirnya menghasilkan kesimpulan yang berbeda dari penelitian yang sejenis. Ketidak konsistenan tersebutlah yang akhirnya mendorong timbulnya penelitian meta analisis. Apa itu penelitian meta analisis ? ingin tahu lebih jelas, silahkan baca artikel ini.

Pengertian

Di bawah ini merupakan beberapa pengertian Meta Analysis yang dikemukakan oleh ahli :
  •  Meta analisis merupakan analisis kuantitatif dan menggunakan sejumlah data yang cukup banyak serta menerapkan metode statistik dengan mempraktekkannya dalam mengorganisasikan sejumlah informasi yang berasal dari sampel besar yang fungsinya untuk melengkapi maksud-maksud lainnya (Glass, 1981).  Dengan kata lain, meta analisis adalah suatu bentuk penelitian kuantitatif yang menggunakan angka-angka dan metode  statistik dari beberapa hasil penelitian untuk mengorganisasikan dan menggali informasi sebanyak mungkin dari data yang diperoleh, sehingga mendekati kekomprehensifan dengan maksud-maksud lainnya. Salah satu syarat yang diperlukan dalam melakukan meta analisis adalah pengkajian terhadap hasil-hasil penelitian yang sejenis.
  • Soekamto (1988) mengatakan bahwa sifat meta analisis antara lain kuantitatif, dan memakai analisis statistik untuk memperoleh seri informasi yang berasal dari sejumlah data dari penelitian-penelitian sebelumnya.
  • Menurut Borg (1983) bahwa, meta analisis merupakan teknik pengembangan paling baru untuk menolong peneliti menemukan kekonsistenan atau ketidakkonsistenan dalam pengkajian hasil silang dari hasil penelitian.
  • Meta-analisis merupakan studi dengan cara menganalisis data yang berasal dari studi primer. Hasil analisis studi primer dipakai sebagai dasar untuk menerima atau mendukung hipotesis,  menolak/menggugurkan hipotesis yang diajukan oleh beberapa peneliti(Sugiyanto,2004).
  • Sutjipto (1995) bahwa meta-analisis adalah salah satu upaya untuk merangkum berbagai hasil penelitian secara kuantitatif. Dengan kata lain,  meta-analisis sebagai suatu teknik ditujukan untuk menganalisis kembali hasil-hasil penelitian yang diolah secara statistik berdasarkan pengumpulan data primer. Hal ini dilakukan untuk mengkaji keajegan atau ketidakjegan hasil penelitian yang disebabkan semakin banyaknya replikasi atau verifikasi penelitian,yang sering kali justru memperbesar terjadinya variasi hasil penelitian.
Dari beberapa pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa penelitian meta analisis adalah sebuah penelitian yang merangkum berbagai hasil penelitian secara kuantitatif. Dengan kata lain,  meta-analisis berfungsi untuk menganalisis kembali hasil-hasil penelitian yang diolah secara statistik berdasarkan pengumpulan data primer. Hal ini dilakukan untuk mengkaji kekonsistenan atau ketidakkonsistenan hasil penelitian yang disebabkan semakin banyaknya replikasi atau verifikasi penelitian yang sering kali justru memperbesar terjadinya variasi hasil penelitian.

Tujuan Meta Analisis
Beberapa tujuan di adakannya penelitian Meta Analisis adalah sebagai berikut :
  • Untuk memperoleh estimasi effect size, yaitu kekuatan hubungan ataupun besarnya   perbedaan antar variabel.

  • Melakukan inferensi dari data dalam sampel ke populasi (estimasi atau uji hipotesis)
  • Melakukan kontrol terhadap variabel yang potensial bersifat sebagai perancu (confounder) agar tidak mengganggu kemaknaan statistik dari hubungan atau perbedaan.
 
Jenis-jenis Meta-Analisis
           
Beberapa jenis penelitian meta analisis, antara lain :

Analysis of Moderator Effects

Berikut ini adalah Metode umum dalam Detecting / Assessing Moderator Effects :
  • Graphing – OLS regression
  • Q Stastistics (chi-square test) – WLS regression
  • Variance analysis – Partition test 
  • Outlier test 
Mediator Assessment Methods
 
Merupakan teknik yang penting dalam metode meta-analysis yang berfungsi untuk meng-address hubungan struktural, menganalisa apakah korelasi matriks dari populasi umum mendasari sebuah himpunan dari hasil empiris yang didapatkan. Ada dua alternatif pendekatan untuk mempelajari mediator effect, yaitu :
  • Mengkombinasi dan menganalisa korelasi pengembangan meta-analysis. 
  • Studi koefisien secara langsung dari kepentingan sebagai effect size.

Meta-analisis Kumulatif
 
Salah satu bentuk meta-analisis yang relatif baru adalah apa yang disebut meta-analisis kumulatif. Pada teknik ini hasil meta-analisis tidak dinyatakan dalam simpulan akhir, namun dibiarkan `terbuka', menunggu evidence lain dari penelitian serupa yang memenuhi kriteria. Data baru tersebut dimasukkan ke dalam metaanalisis, dan dihitung rasio odds-nya; demikian seterusnya setiap kali ada publikasi terbaru dan memenuhi kriteria pemilihan, data yang tersedia dimasukkan ke dalam meta-analisis. Teknik ini biasanya dipergunakan untuk studi meta-analisis terhadap suatu topik yang tidak banyak dilaporkan dalam literatur.

Metode

Penelitian meta analisis merupakan penelitian yang menggunakan data sekunder berupa data-data dari hasil penelitian sebelumnya  Dengan demikian penelitian ini dapat disebut sebagai penelitian yang bersifat ex post facto yang berbentuk survey dan analisis kepustakaan terhadap penelitian-penelitian yang telah dilakukan.

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk melaksanakan suatu meta analisis:
1) Glass (1981) = fokus pada deteksi dari moderator variabel.
2) Hedges dan Olkin (1985) = memakai teknik weighted least squares
3) Rosenthal dan Rubin (1991) = sama seperti Hedges-Olkin, bedanya hanya pada test signifikansi untuk mengkombinasikan effect size
4) Hunter dan Schmidt (1990) = metode ini berusaha mengkoreksi error potensial sebelum meta-analysis mengintegrasikan effect study antar studi.

Tehnik Hunter dan Schmidt lebih sering digunakan karena teknik ini dianggap oleh para peneliti sebagai teknik yang  paling lengkap, karena selain dapat dipergunakan untuk mengkaji effect size, teknik Hunter Schimidt dapat juga dipergunakan untuk mengkoreksi kesalahan sebagai akibat error of measurement, maupun man made error (artifact) yang lain.

Dalam upaya melakukan sintesa dari beberapa penelitian, terlebih dahulu dilakukan koreksi terhadap artefak atau ketidaksempurnaan penelitian (Sugiyanto,2004). Hunter & Schmidt (1990) menyebutkan sedikitnya ada 11 artefak yaitu:

1.  Kesalahan pengambilan sampel
2.  Kesalahan pengukuran pada variabel dependen
3.  Kesalahan pengukuran pada variabel independent
4.  Dikotomi variabel dependen
5.  Dikotomi variabel independent
6.  Variasi rentangan dalam variabel independent
7.  Artefak atrisi
8.  Ketidaksempurnaan validitas konstruk pada variabel dependen
9.  Ketidaksempurnaan validitas konstruk pada variabel independen
10.Kesalahan pelaporan atau transkripsi
11.Varians yang disebabkan oleh faktor luar.

Hunter, J.E., & Schmidt, F.L. (1990) mengemukakan langkah – langkah / metode analisis korelasi meta-analisis dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a.  Transformasi harga F ke dalam t, d, dan r
b.  Bare Bone Meta Analysis: Koreksi Kesalahan sampel
   1). Menghitung mean korelasi populasi
   2). Menghitung varians rxy  
   3). Menghitung varians kesalahan pengambilan sampel
   4). Dampak pengambilan sampel
c.   Artefak yang lain: Koreksi Kesalahan Pengukuran
  1). Menghitung mean gabungan
  2). Menghitung korelasi populasi yang dikoreksi oleh kesalahan pengukuran
  3). Interval kepercayaan
  4). Dampak variasi reliabilitas

Kesimpulan
  • Meta analisis adalah sebuah penelitian yang merangkum berbagai hasil penelitian secara kuantitatif. Dengan kata lain,  meta-analisis berfungsi untuk menganalisis kembali hasil-hasil penelitian yang diolah secara statistik berdasarkan pengumpulan data primer. Hal ini dilakukan untuk mengkaji kekonsistenan atau ketidakkonsistenan hasil penelitian yang disebabkan semakin banyaknya replikasi atau verifikasi penelitian yang sering kali justru memperbesar terjadinya variasi hasil penelitian.
  • Tujuan meta analisis : Untuk memperoleh estimasi effect size, melakukan inferensi dari data dalam sampel ke populasi (estimasi atau uji hipotesis), melakukan kontrol terhadap variabel yang potensial bersifat sebagai perancu (confounder) agar tidak mengganggu kemaknaan statistik dari hubungan atau perbedaan.
  • Beberapa jenis penelitian meta analisis, antara lain : Analysis of Moderator Effects, Mediator Assessment MethodsMeta-analisis Kumulatif.
  • Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk melaksanakan suatu meta analisis:
  1. Glass (1981) = fokus pada deteksi dari moderator variabel. 
  2. Hedges dan Olkin (1985) = memakai teknik weighted least squares 
  3. Rosenthal dan Rubin (1991) = sama seperti Hedges-Olkin, bedanya hanya pada test signifikansi untuk mengkombinasikan effect size 
  4. Hunter dan Schmidt (1990) = bedanya dengan yang lain adalah metode ini berusaha mengkoreksi error potensial sebelum meta-analysis mengintegrasikan effect study antar studi.
Referensi
http://ocw.usu.ac.id/course/download/1110000121-special-senses-system/sss155_slide_meta_analisis.pdf di unduh pada hari Minggu, 7 April 2013 pukul 17:00

http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2010/05/meta_analisis.pdf di unduh pada hari Minggu, 7 April 2013 pukul 17:30

http://cobaberbagi.wordpress.com/2010/02/15/meta-analisis/ di unduh pada hari Minggu, 7 April 2013 pukul pukul 18:00

http://syehaceh.wordpress.com/2008/05/15/konsep-meta-analysis/ di unduh pada hari Minggu, 7 April 2013 18:20



0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Lady Gaga, Salman Khan